Liputan6.com, Jakarta - Sudah beberapa waktu sejak kelangkaan matcha dikabarkan dari Jepang. Siapa sangka, kondisi ini meluas ke luar Negeri Sakura, dengan Singapura sebagai salah satu negara terdampak.
Straits Times melaporkan, dikutip dari Mothership, Rabu, 20 November 2024, kelangkaan matcha berdampak pada beberapa supermarket di Negeri Singa. Di antaranya telah menaikkan harga produk sebesar 10 hingga 15 persen sejak pertengahan Oktober 2024
Baca Juga
Namun, FairPrice, Meidi-Ya, dan Isetan Singapura mengatakan bahwa mereka memiliki stok matcha yang cukup dan tidak akan menaikkan harga atau memberlakukan pembatasan penjualan. Sedangkan menurut Matchaya, sebuah kafe matcha di Singapura, kelangkaan tersebut membuat beberapa produk kehabisan stok untuk sementara waktu.
Advertisement
Demi mengatasinya, mereka harus memesan dalam jumlah lebih kecil dan lebih sering, yang mengakibatkan biaya pengiriman yang lebih tinggi. Namun demikian, Matchaya belum memutuskan penyesuaian harga atau pembatasan pembelian.
Tidak hanya Negeri Singa, karena Sydney Morning Herald mewartakan, beberapa kafe di Australia pun terdampak kelangkaan matcha. Salah satu kedai teh mengatakan, mereka kesulitan memenuhi permintaan, karena sering kali harus menunggu hingga tiga bulan untuk pengiriman baru dari Jepang.
"Untuk sementara, kami memutuskan membatasi jenis dan jumlah yang tersedia guna mempertahankan standar kualitas kami yang ketat," kata kedai teh tersebut.
Seorang perwakilan dari Ippodo Tea mengatakan pada Sydney Morning Herald bahwa hanya ada satu panen berkualitas tinggi di Kyoto setiap tahun. Kemudian, menggiling daun jadi bubuk matcha yang didambakan membutuhkan waktu.
Merespons Kelangkaan Matcha
Sebagai respons atas kelangkaan matcha, beberapa toko telah menghentikan sementara atau membatasi penjualan sejumlah produk berbahan teh itu, dengan foto peringatan terkait tersebar luas di media sosial. Salah satunya datang dari Ippodo Tea,Â
Salah satu merek matcha itu mengumumkan pada 30 Oktober 2024 bahwa mereka akan menghentikan sementara penjualan beberapa produk matcha karena kekurangan pasokan. Toko tersebut menjelaskan, produksinya tidak mampu mengimbangi lonjakan permintaan matcha, baru-baru ini.
Dalam pembaruan pada Selasa, 19 November 2024, toko tersebut menambahkan, mereka akan menghentikan sementara penjualan beberapa produk tertentu hingga awal tahun 2025. Ippodo Tea menambahkan, stok produk matcha lainnya sedang menipis. Pelanggan dibatasi hanya boleh membeli satu item selama periode ini.
Toko lain, Marukyu Koyamaen, menyampaikan, mereka telah menerima "volume pesanan tinggi yang tidak terduga" selama beberapa bulan terakhir. Kondisi ini menyebabkan toko tersebut membatasi ketersediaan semua produk matcha-nya. Gerai matcha Horii Schichimeien juga menangguhkan toko daring mereka karena keterlambatan penerimaan bahan baku dari produsen.Â
Advertisement
Penghentian Penjualan Sementara
Meski penjualan sempat dilanjutkan untuk sementara waktu, jumlah pelanggan lebih banyak dari yang diharapkan, sehingga penjualan kembali ditangguhkan mulai 1 November 2024 sampai waktu yang belum ditentukan. Beberapa toko di Jepang juga memasang tanda yang menjelaskan kesulitan membeli matcha.
Dalam video TikTok, seorang pengguna merekam tanda yang menyatakan bahwa matcha "terjual terlalu banyak" dari bulan Juni hingga September 2024, menyebabkan toko-toko itu kehabisan bahan baku. Karena pembatasan pembelian lebih ketat, persediaan di toko tersebut sangat terbatas.
Maka itu, pihaknya menyatakan bahwa pembelian matcha akan "sangat sulit" hingga panen tahun baru, yang diperkirakan akan terjadi pada Juni 2025. "Situasi yang sama ditemukan di Kyoto, Tokyo, dan di mana pun (di Jepang)," tambah pengumuman tersebut.
Sebuah toko teh Jepang, Sazen Tea, merinci diskusi meja bundar antara Presiden Horii Shichimeien dan Sazen Tea tentang alasan kekurangan pasokan matcha. Sazen Tea mencatat bahwa lonjakan permintaan matcha yang tiba-tiba "mengejutkan semua orang," dengan para produsen berjuang keras mengimbanginya.
Â
Proses Tradisional
Toko tersebut mencatat bahwa sebagian besar produsen teh adalah bisnis keluarga kecil yang mengandalkan metode pemrosesan tradisional. Demi menjaga kualitas, teh digiling menggunakan batu granit, yang memiliki kemampuan produksi terbatas.
Selain itu, matcha dibuat dari daun teh dengan warna tertentu, tencha, dan persediaannya telah habis. Meski daunnya dapat disimpan dalam freezer selama bertahun-tahun, permintaan yang meningkat telah dengan cepat menghabiskan stok yang ada, kata Sazen Tea.
"Solusi untuk tantangan ini tampaknya sederhana: produsen perlu memproses dan menyimpan lebih banyak tencha sambil memperluas fasilitas mereka. Namun, penerapan ini membutuhkan waktu dan investasi yang signifikan," ungkap pihaknya.
Sebagai informasi, matcha Jepang adalah bubuk halus yang terbuat dari daun muda berwarna hijau terang dari tanaman Camellia sinensis. Tanaman ini secara tradisional ditanam di tempat teduh dan dipanen setahun sekali. Daunnya, yang dikenal sebagai tencha, kaya akan antioksidan dan lebih rendah rasa pahitnya dibandingkan daun lepas alias sencha.
Advertisement