Liputan6.com, Jakarta Setiap bulan suci Ramadan anjuran berbuka dengan kurma sering sekali kita dengar. Konsumsi kurma memang dianjurkan untuk menggantikan kadar gula dalam darah yang berkurang selama berpuasa. Maka dari itu, sajian kurma selalu tersedia saat berbuka puasa.
Namun, apakah berbuka dengan kurma hanya sekadar kebiasaan, atau ada anjuran khusus dalam Islam? Bagaimana pula pandangan kesehatan mengenai kebiasaan ini?
Advertisement
Dalam ajaran Islam, berbuka dengan kurma bukan sekadar kebiasaan, melainkan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Dalam sebuah hadis, disebutkan:
Advertisement
"Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, Rasulullah SAW berbuka puasa dengan beberapa kurma matang dan basah (ruthob) sebelum melaksanakan shalat. Kalau tidak ada kurma basah, maka Rasulullah SAW berbuka dengan kurma kering (tamr). Bila tidak ada kurma kering, beliau meminum beberapa teguk air." (HR Ahmad, Abu Daud, at-Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW lebih mengutamakan berbuka dengan kurma. Kurma sendiri memiliki rasa manis alami yang mudah dicerna tubuh dan cepat mengembalikan energi setelah berpuasa. Jika tidak ada kurma, maka air menjadi pilihan terbaik.
Sunnah Nabi mencakup kebiasaan beliau mengonsumsi kurma, terutama saat berbuka puasa, seperti yang tercatat dalam berbagai hadis sahih. Sesuai ajaran Islam, Rasulullah menganjurkan umatnya untuk meniru kebiasaannya, sehingga konsumsi kurma menjadi bagian dari praktik sunnah yang memiliki banyak keberkahan.
Manfaat Berbuka dengan Kurma dari Sisi Kesehatan
Dari sisi kesehatan, kurma mengandung kandungan gula alami yang tinggi, seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa, sehingga dapat menjadi sumber energi yang cepat dan efektif setelah seharian berpuasa. Menariknya, kurma justru memiliki indeks glikemik yang rendah, sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan dan aman dikonsumsi.
Kurma juga kaya akan serat yang sangat baik untuk pencernaan. Serat membantu memperlancar proses pencernaan dan mencegah sembelit. Selain itu, kurma mudah dicerna dan tidak membebani lambung, sehingga cocok untuk dikonsumsi setelah berpuasa.
Kurma mengandung berbagai vitamin dan mineral penting, termasuk vitamin B kompleks, magnesium, potassium, dan zat besi. Kurma, terutama yang basah, juga mengandung banyak air, sehingga bermanfaat untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang selama berpuasa.
Seperti kita tahu, selama menahan diri dari makan dan minum, tubuh kehilangan banyak cairan akibat proses metabolisme, keringat, dan aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu, sangat penting untuk terlebih dahulu memenuhi cairan yang hilang agar terhindar dari gejala lemas dan pusing akibat penurunan gula darah. Jadi, kamu bisa mengikuti sunnah dengan mengonsumsi kurma, bila tidak ada bisa dengan air putih biasa.
Terlepas dari mengonsumsi kurma saat berbuka puasa sebagai sunnah, kamu juga bisa menyegarkan diri dengan mengonsumsi minuman yang tanpa pengawet dan mengandung gula alami seperti jus tanpa gula tambahan dan teh tanpa pemanis buatan seperti Teh Pucuk Harum. Teh ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga mengandung antioksidan yang baik untuk tubuh.
Teh Pucuk Harum ini dibuat dari pucuk daun teh terbaik, yang merupakan bagian paling segar dan memiliki rasa yang optimal. Penggunaan pucuk daun teh ini memberikan cita rasa yang lebih kaya dan nikmat dibandingkan dengan teh yang dibuat dari daun biasa. Perpaduan teh pucuk dengan aroma jasmine menambah keharuman dan kesegarannya saat diminum.
Advertisement
