Liputan6.com, Yogyakarta - Aksi dukungan kepada Satinah binti Jumadi Amad, tenaga kerja Indonesia asal Dusun Mrunten, Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, hingga kini terus mengalir. Dukungan kali ini datang dari Jaringan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (JPPRT) Yogyakarta.
Satinah terancam hukuman pancung Arab Saudi karena membunuh majikannya. Bila diyath atau uang pengampunan tak dipenuhi, maka eksekusi pancung akan dilaksanakan beberapa hari lagi, yaitu 3 April 2014. Solidaritas terhadap Satinah dilakukan dalam bentuk penggalangan dana di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, Senin (24/3/2014).
Koordinator acara Jumiyem mengatakan, kegiatan penggalangan dana dilakukan karena masih kurang jumlah uang yang diminta keluarga korban senilai Rp 21 milliar. Sementara, informasi yang diterima dirinya, masih ada kekurangan sekitar Rp 3 miliar.
Dengan aksi #SaveSatinah ini diharapkan dapat membantu jumlah kekurangan uang yang dibutuhkan. "Informasi terakhir masih kurang Rp 3 miliar. Dari tuntutan keluarga korban kan Rp 21 miliar. Dari pemerintah Rp 7 miliar, Rp 5 milliar dari saweran, Rp 9 milliar dari iuran, nah yang Rp 9 milliar ini masih kurang Rp 3 milliar. Nah ini kita berusaha membantu mengumpulkan dananya," kata Jumiyem.
Aksi ini akan terus berlangsung hingga 27 Maret 2014 di beberapa titik di Kota Yogyakarta. Menurut Jumiyem, aksi ini juga akan dihelat di beberapa kota lainnya seperti Jakarta, termasuk Hong Kong.
Hari ini aksi penggalangan dana yang dilakukan di Titik Nol KM terkumpul Rp 482 ribu. Ia berharap kepada warga Yogyakarta dapat berbagi untuk membantu Satinah agar terbebas dari hukuman pancung di Arab Saudi. "Kita berharap agar masyarakat Yogya dapat membantu dengan memberi sedikit rupiahnya untuk Satinah yang sedang berjuang dari hukuman pancung. Kita akan terus berjuang demi Satinah di sana dengan penggalangan dana tidak hanya lewat aksi ini juga lewat media sosial," pungkas Jumiyem.
Baca juga:
Pemerintah Terus Upayakan Pembebasan TKI Satinah
Rieke PDIP: Pemerintah Harus Segera Bayar Uang Diyath Satinah
Pesan TKI Satinah yang Divonis Mati kepada Anaknya