SBY Luncurkan Beasiswa Presidential Scholarship

Bagi WNI yang ingin bergelar S2 dan S3 di perguruan tinggi di luar negeri bisa mengikuti Presidential Scholarship. Caranya?

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 02 Apr 2014, 09:36 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2014, 09:36 WIB
6-sby-kehujanan-140205b.jpg
Presiden SBY berinteraksi dengan para siswa SMP Kuningan 1 di dalam kelas (Rumgapres/Abror Riski)

Liputan6.com, Jakarta Bagi warga negara Indonesia yang ingin menempuh jenjang pendidikan magister (S-2) dan doktor (S-3) di perguruan tinggi di luar negeri bisa mengikuti Presidential Scholarship.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono hari Rabu (2/4/2014) ini di Istana Negara, Jakarta, dijadwalkan akan meluncurkan Presidential Scholarship, program beasiswa prestisius atas inisiatif yang diberikan pemerintah Indonesia.

Tujuan Presidential Scholarship seperti dilansir setkab.go.id, adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkemampuan mumpuni dalam berbagai bidang. Khususnya untuk menyambut Indonesia emas tahun 2045, 100 tahun kemerdekaan Indonesia.

Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Mokhamad Mahdum menyebutkan, pendaftaran serta manajemen pengelolaan Presidential Scholarship dilakukan melalui LPDP.

Sebelum mendaftar, calon pelamar Presidential Scholarship terlebih dahulu harus telah diterima di perguruan tinggi luar negeri yang masuk peringkat 50 perguruan tinggi terbaik di dunia. Mereka juga harus memiliki nilai TOEFL IBT minimal 94, atau nilai IELTS minimal 7.

"Bagi pelamar program magister, maksimal berusia 35 tahun. Sedangkan pelamar program doktor maksimal berusia 40 tahun pada tanggal penutupan pendaftaran yaitu 14 April 2014," terang Mahdum.

Sementara beberapa bidang yang menjadi prioritas program studi dalam Presidential Scholarship, kata Mahdum, adalah teknologi, energi, pangan, ekonomi, hukum, pertahanan, budaya, hubungan internasional, dan ekonomi kreatif.

"Target peserta 100 orang per tahun," ujarnya.

Disebutkan Mahdum, proses seleksi pada penerimaan beasiswa Presidential Scholarship ini akan berlangsung dalam 3 tahap, yaitu administrasi, wawancara --termasuk di dalamnya leadership group discussion, dan pelatihan kepemimpinan selama 40 hari. Dalam proses seleksi, tim panelis dan tim juri yang akan melakukan penilaian.

"Tim panelis terdiri dari profesor-profesor dari Ditjen Dikti dan psikolog. Sedangkan tim juri terdiri dari perwakilan tentara, pemerintah, kaum profesional, dan tokoh masyarakat," jelas Mahdum.

Ia mengungkapkan, siapapun presiden RI-nya akan terlibat minimal 2 kali dalam kegiatan Presidential Scholarship. Pertama, saat pembukaan program pelatihan kepemimpinan. Dalam pembukaan tersebut, Presiden RI akan memberikan kuliah umum presiden (presiden lecture). Kedua, saat pelepasan para penerima beasiswa untuk berangkat ke kampusnya masing-masing di luar negeri.

"Pelatihan kepemimpinan akan berlangsung pada 20 Mei 2014. Sedangkan pelepasan oleh Presiden pada 18 Agustus 2014," tutur Mahdum.

Bidik Misi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengatakan, pemerintah juga akan meluncurkan program beasiswa bagi penerima Bidik Misi yang akan melanjutkan pendidikan ke pascasarjana.

"Insya Allah pada 2 April 2014 kami akan luncurkan beasiswa bagi adik-adik penerima Bidik Misi yang sudah lulus untuk melanjutkan ke strata 2 (S-2) maupun S-3," katanya di Semarang, Sabtu 29 Maret lalu.

Mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu menjelaskan, pemberian beasiswa Bidik Misi lanjutan itu dimaksudkan untuk mengapresiasi para penerima Bidik Misi S-1 yang berprestasi.

"Sekaligus kami ingin membuktikan bahwa orang-orang yang berasal dari keluarga tidak mampu, ternyata bisa sampai menjadi magister, bisa sampai doktor," katanya.

Pemberian beasiswa Bidik Misi untuk menempuh program pendidikan pascasarjana itu diberikan untuk mereka yang akan meneruskan kuliah ke perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri.

"Sehingga dalam lima tahun nanti akan ada ribuan anak-anak Indonesia yang bisa mengenyam pendidikan magister dan doktor, baik di perguruan tinggi dalam negeri maupun luar negeri," katanya,

Untuk tahap awal, kata dia, kuota beasiswa Bidik Misi untuk melanjutkan ke pendidikan pascasarjana itu akan diberikan kepada sekitar 100 mahasiswa, dan setelah itu akan terus ditingkatkan.

"Ini bukan untuk mereka sendiri. Namun, ini untuk bangsa. Kalau dilihat jumlah doktor di Indonesia memang mengalami kenaikan, sudah lumayan. Tapi masih kurang," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah membuka akses beasiswa Bidik Misi lanjutan untuk mengafirmasi para penerima beasiswa tersebut yang berprestasi untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi.

"Selain itu masih ada beasiswa lagi. Jadi nanti ada tiga, pertama afirmasi untuk anak-anak Bidik Misi ini, lalu beasiswa bagi yang diterima di 50 perguruan tinggi top dunia," katanya.

Ketiga, kata Nuh, beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa yang diterima di perguruan tinggi mana pun yang memiliki nilai akreditasi bagus yang sekaligus bakal diluncurkan oleh Presiden.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya