Liputan6.com, Banyuwangi - Belum tersedianya buku pegangan siswa untuk Kurikulum 2013 dirasakan sangat menghambat proses belajar mengajar. Berbagai cara pun ditempuh pihak sekolah agar siswa tidak tertinggal pelajaran.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (4/9/2014), sebulan lebih buku tidak juga tersedia, sekolah pun terpaksa "berimprovisasi" menyiapkan bahan ajar demi mengejar target belajar, apalagi kalender pendidikan menetapkan 6 Oktober sudah memasuki ulangan tengah semester.
Di SD Negeri 1 Lateng, Banyuwangi, misalnya, para guru mengumpulkan bahan pelajaran dengan mengunduh bahan yang sesuai dengan kurikulum untuk kemudian digunakan di kelas dengan proyektor.
Advertisement
Upaya tersebut dinilai cukup untuk menjembatani ketiadaan buku pelajaran, sementara para siswa pun terbantu dalam memahami pelajaran yang diberikan guru.
Berbeda dengan di Banyuwangi, di Seram, Maluku, SMP Negeri 1 memilih memperbanyak bahan pelajaran dengan mengkopinya. Setelah itu siswa belajar bersama.
Namun hasil kopian yang tidak semuanya jelas cukup mengganggu proses belajar. Belum lagi perlengkapan yang kurang membuat siswa harus belajar apa adanya.
Arahan Kurikulum 2013 adalah menjadikan belajar sebagai kegiatan yang menyenangkan. Siswa diberi peluang untuk terlibat aktif dalam belajar sehingga pendidikan tidak berjalan 1 arah yaitu guru mengajar dan siswa mendengar.
Namun carut marut pengadaan buku pegangan siswa membuyarkan kegiatan pembelajaran. Baik guru maupun siswa berharap buku bisa segera diterima, sehingga bahan pelajaran pun seragam di segenap penjuru Tanah Air. (Ado)
Baca juga:
Jual Buku Kurikulum 2013, Toko Digerebek Warga dan LSM
Buku Kurikulum 2013 Belum Datang, Siswa Belajar Pakai Laptop
Tak Ada di Sekolah, Buku Kurikulum 2013 Malah Dijual di Kwitang