Liputan6.com, Jakarta - Belum meratanya pembagian buku pelajaran dengan kurikulum 2013 di sejumlah sekolah menjadi pekerjaan tambahan untuk para pendidik atau guru, mereka harus menggunduh materi tersebut dari internet atau mengkopi dalam bentuk kertas dari CD (Compact Disc) yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud).
Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Jumat (5/9/2014), terkait dengan hal ini, Wakil Menteri Pendidikan dan kebudayaan Musliar Kasim berjanji akan menyeselesaikan semua masalah ini pada September ini.
Menurutnya, ada beberapa kendala yang mengakibatkan keterlambatan pembagian buku-buku tersebut. Pertama adalah ada sekolah yang telah memesan buku tapi penyedia belum menerima.
Advertisement
Selain itu tak sedikit penyedia yang menggunakan jasa kurir, angkutan atau pos yang kesulitan menjangkau lokasi terpencil. Kendala berikutnya adalah sekolah yang belum siap membayar. Selanjutnya pihak kementerian berupaya melakukan rapat koordinasi dengan mengundang kepala dinas kabupaten.
Sementara itu di Tasikmalaya, Jawa Barat, buku bantuan dari pemerintah yang dibagikan gratis ke setiap pelajar ternyata tidak semua digunakan di sekolah, di mana para guru lebih memilih buku dari luar sehingga para sisiwa pun terpaksa membeli dari luar.
Di SMA Negeri 1 Tasikmalaya misalnya, para siswa dan gurunya menggunakan buku dari luar. Mereka beranggapan buku dari pemerintah kurang lengkap. Sehingga buku-buku yang gratis tersebut tidak dipergunakan. Padahal menurut para pelajar, isi buku dari pemerintah tidak jauh berbeda dengan buku dari luar.
Pembelian buku dari luar yang cukup mahal tentu saja memberatkan bagi siswa kurang mampu. Karena paling tidak setiap siswa harus mengeluarkan uang Rp 1 juta untuk membeli buku dari luar.
Penggunaan buku dari luar ternyata bukan kebijakan dari Kemdikbud bahkan Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya telah melarang dan mengimbau kepada sekolah terutama guru agar tetap meggunakan buku dari pemerintah.
Menanggapi berbagai masalah yang ada terkait buku pelajaran kurikulum 2013, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh beralasan, keterlambatan disebabkan pihak percetakan tidak memenuhi target waktu yang ditentukan sehingga pembagiannya terhambat. Karena itu ia berjanji dalam waktu 2 atau 3 pekan semua sekolah akan menerima buku paket teraebut.
Kemendikbud juga menyatakan selama ini telah menyiasati keterlambataan buku paket ini dengan memberikan soft copy buku paket dalam bentuk CD kepada sekolah-sekolah. Diharapkan dengan antisipasi tersebut siswa tidak mengalami keterlambatan dalam mendalami pelajaran. (Riz)
Ikuti Lomba foto berhadiah total Rp 20 juta. Info detail di sini
Baca juga:
Buku Paket untuk Sekolah Luar Biasa Cimahi Juga Telat