Liputan6.com, Bogor - Penolakan Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto terhadap Rancangan Undang-Undang (RUU) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang dipilih melalui DPRD menuai reaksi dari berbagai pihak. Salah satunya yaitu dari kalangan mahasiswa di Kota Bogor yang meminta Bima untuk mundur dari Partai Amanat Nasional (PAN) jika ingin serius menyikapi RUU Pilkada ini.
Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Save Bogor (GSB) mendesak Bima untuk keluar dari partai, seperti yang telah dilakukan beberapa kepala daerah yang mundur karena berseberangan dengar partai.
"Sebelum dipecat, berani nggak Bima mundur duluan? Sebab dia menyatakan dipilih oleh rakyat dan bukan dimenangkan oleh PAN. Seperti yang dilakukan Ahok (Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) dan Wali Kota Singkawang yang mundur dari partai," jelas koordinator GSB Felix usai berunjuk rasa di depan Balai Kota Bogor, Selasa (16/9/2014).
Felix menambahkan, bila Bima benar-benar konsisten dan total menentang RUU Pilkada, ia harus mundur dari partai. Jangan sampai Bima hanya lebih mementingkan reputasinya di partai ketimbang memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Bila Bima tak ingin mundur dari partai, lanjut Felix, berarti selama ini yang digembar-gemborkannya di media soal penolakan RUU Pilkada hanya pencitraan belaka.
"Kalau tidak mundur, bisa menciptakan tirani baru yang sifatnya se-Indonesia. Nah di Kota Bogor seharusnya Bima berani memulai untuk mempertahankan Kota Bogor untuk pilkada secara langsung secara total dan serius," tutur Felix.
Bertolak belakang dengan tuntutan mahasiswa, Bima tetap kokoh dengan pendiriannya untuk tidak akan keluar dari partai, meskipun dirinya menolak RUU Pilkada.
"Saya tidak akan mundur dari partai dan saya tetap mendukung pilkada langsung. Saya menolak pilkada kembali ke DPRD. Walau beda pendapat dengan PAN, partai saya yang ikut mendukung pilkada kembali ke DPRD, saya tidak berniat mundur dari PAN. Jangan sedikit-dikit mundur hanya karena beda pendapat," papar Bima.
Ia mengatakan perbedaan pendapat soal RUU Pilkada merupakan hal yang biasa, asalkan bisa dikelola dengan baik. Bima menganggap PAN merupakan partai yang demokratis yang menghargai perbedaan dari setiap kadernya.
Tolak RUU Pilkada, Walikota Bogor Didesak Mundur dari PAN
Desakan mundur terhadap Walikota Bima Arya ini disuarakan kalangan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Save Bogor.
Diperbarui 17 Sep 2014, 05:32 WIBDiterbitkan 17 Sep 2014, 05:32 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Perayaan Nyepi Tak Ganggu Pelaksanaan Angkutan Lebaran 2025
Libur Lebaran, Ini Deretan Acara Syawalan 2025 di Jawa Tengah
Gempa Mematikan di Myanmar, Simak Peringatan Ustadz Adi Hidayat tentang Lindu
6 Tradisi Menyambut Lebaran di Indonesia, dari Grebeg Syawal sampai Tari Topeng
Hasil MotoGP Amerika 2025: Kembali Rebut Pole, Marc Marquez Pede Tatap Sprint Race dan Balapan Utama
4 Klub Besar Inggris yang Belum Pernah Juara Premier League Sepanjang Sejarah: Termasuk Mantan Tim Harry Kane
Libur Lebaran, Pemain Persebaya Surabaya Dibekali Program Latihan Mandiri
Mengenal Tumbilotohe, Tradisi Cahaya Lampu yang Menyambut Idul Fitri
Malam Takbiran, Polda Metro Bakal Lakukan Penyekatan di Sejumlah Titik
Arab Saudi Umumkan Idul Fitri 2025 Jatuh pada Minggu 30 Maret
Wisata Anti Galau Cirebon, Rekomendasi Libur Lebaran Bersama Keluarga
Keluarga Minta TNI AL Transparan Hasil Autopsi Pembuhuhan Jurnalis Banjarbaru Kalsel