Banjir Lagi...Banjir Lagi...

Kini di masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ahok, warga menanti gebrakan baru untuk atasi banjir di Ibukota.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Nov 2014, 08:09 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2014, 08:09 WIB
(Lip6 Pagi) Kopi-Pagi-141123
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Jakarta - Banjir lagi, banjir lagi. Warga Ibukota kembali dibikin repot gara-gara banjir. Kawasan langganan banjir seperti Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur mau tak mau harus menghadapi ritual banjir tahunan. Mulai dari sibuk mengungsi, menyelamatkan harta benda, hingga melindungi anak-anak dan orangtua dari bencana banjir.

Rusaknya fasilitas umum seperti sekolah juga menjadi agenda rutin tiap banjir tiba. Sekolah pun terpaksa diliburkan. Sejumlah buku, meja, dan peralatan sekolah pun basah terendam banjir.

Kawasan Kalibata, Jakarta Selatan pun tak kalah repotnya. Atap rumah bahkan menjadi satu-satunya tempat teraman tatkala banjir melanda.

Jalan raya turut terimbas. Arus deras yang melewati jalanan membuat sejumlah kendaraan bermotor yang nekat menerobos pun berjatuhan. Kendaraan roda 2 dan roda 4 turut menjadi korban banjir. Kalau sudah begitu, kemacetan di Ibukota pun semakin parah.

Nasib para pengungsi banjir juga kembali memenuhi posko -posko kesehatan. Mereka harus rela tinggal apa adanya dengan beralaskan tikar. Hampir dipastikan, banjir telah menyita seluruh energi warga Ibukota dengan suka dukanya.

Gubernur baru DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau yang akrab disapa Ahok terus bekerja menginstruksikan dinas terkait untuk mengantisipasi banjir.

Hal itu termasuk mengatasi sampah-sampah pascabanjir yang mengganggu pintu air di Ibukota. Perbaikan pompa air yang rusak juga menjadi agenda utama antisipasi banjir.

Di sisi lain, Pemprov DKI Jakarta kini getol melakukan normalisasi sejumlah waduk dan kali. Setelah sukses dengan pembangunan Waduk Pluit, Pemprov DKI Jakarta mulai menertibkan bangunan liar milik warga di Waduk Ria Rio.

Sayangnya penertiban ini diwarnai aksi penolakan warga yang menolak digusur dan meminta ganti rugi sebesar Rp 6 juta per m2. Dalam aksi penolakan ini, polisi sempat melepaskan gas air mata. Beruntung, petugas berhasil mengantisipasi meluasnya kericuhan warga.

Kini di masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Ahok, warga menanti gebrakan baru untuk atasi banjir di Ibukota. Masyarakat pun tak henti berharap agar Ibukota Jakarta tak mengalami banjir tahunan yang rutin terjadi.

Bagaimana komentar mereka mengenai program-program yang telah dibuat oleh Pemprov DKI Jakarta? Apakah sudah maksimal hasilnya? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (23/11/2014), di bawah ini. (Vra/Nan)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya