Liputan6.com, Jakarta - Sebagian menteri Kabinet Kerja yang membantu Presiden Joko Widodo atau Jokowi mendapat sorotan dengan gayanya masing-masing. Mereka memang berhasil mencuri perhatian masyarakat.
Kesabaran ada batasnya, juga kesabaran yang dimiliki oleh Hanif Dhakiri. Rabu siang 5 November lalu, Menteri Ketenagakerjaan itu memanjat pagar setinggi 2 meter, sebuah rumah di Tebet, Jakarta Selatan karena penjaga rumah tak kunjung membuka pintu gerbang.
Itulah sepenggal adegan yang terjadi kala Menteri Hanif Dhakiri dan beberapa anak buahnya mendadak mendatangi rumah yang dijadikan tempat penampungan calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Advertisement
Entah kenapa seolah menyembunyikan sesuatu, semula penjaga rumah itu menolak kedatangan Hanif. Belakangan terungkap, kondisi penampungan calon TKI itu ternyata tak layak. Hal itu dikarenakan 45 calon TKI harus berdesakan di kamar berukuran 4x6 meter.
Lain Hanif, lain pula Susi Pudjiastuti. Menteri Kelautan dan Perikanan ini juga menyedot perhatian publik karena ia memang unik. Pendidikannya yang tak tamat SMA, bertato, dan kebiasaannya merokok --meski kini telah berhenti-- juga kehidupan rumah tangganya, membuatnya sempat menjadi bulan-bulanan terutama di media sosial.
Tetapi Presiden Jokowi tentu saja tidak serampangan menunjuk Susi menjadi menterinya. Faktanya, Susi memang punya kelebihan dan kemampuan yang tidak dimiliki banyak orang, bahkan yang berpendidikan tinggi sekali pun.
Susi punya pengalaman segudang sebagai pengusaha ikan dan hasil laut. Susi juga punya jam terbang tinggi sebagai pengelola maskapai penerbangan yang mengoperasikan puluhan pesawat terbang.
Gaya blusukan Susi yang begitu dekat dengan nelayan saat mengunjungi pelabuhan nelayan Cikidang di Pangandaran, Jawa Barat, kampung halamannya. Susi membuang sekat pemisah antara seorang menteri dan rakyat.
Dari semula dicibir, kini Menteri Susi lebih sering dibicarakan secara positif. Gayanya yang kasual dan enerjik membuat orang suka pernyataan kerasnya tentang pencurian ikan di laut Indonesia oleh kapal-kapal asing.
Tekadnya untuk memperbaiki kinerja jajarannya di Kementrian Kelautan dan Perikanan dinilai positif. Sebagian kalangan juga memujinya setelah Susi menyatakan akan mencoba berhenti merokok.
Kunjungan kerja mendadak hingga ke bawah atau blusukkan yang dulu lebih dikenal dengan inspeksi mendadak (sidak) juga dilakukan beberapa menteri lain.
Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Puspayoga, serta Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang blusukkan ke Pasar Induk Kramat Jati pada tengah malam.
Mereka mengecek ketersediaan pangan dan permasalahan di pasar induk untuk dijadikan sampel perbaikan atau revitalisasi 5.000 pasar tradisional di seluruh Indonesia.
Ada juga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Yuddy Crisnandi yang sidak ke Mapolres Sukabumi dan Balai Besar Pembudidayaan Air Tawar (BBPBAT) di Sukabumi, Jawa Barat.
Rasanya terlalu dini untuk menilai kinerja para menteri karena mereka baru beberapa pekan bekerja. Tetapi bagi sebagian masyarakat gaya para menteri Kabinet Presiden Jokowi membersitkan harapan akan kemajuan.
Ingin tahu bagaiaman komentar masyarakat tentang gaya blusukkan menteri di Kabinet Kerja Presiden Jokowi? Saksikan dalam tayangan Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) dalam Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (9/11/2014) di bawah ini. (Rmn)