Liputan6.com, Jakarta - Peneliti Soegeng Sarjadi Sindicate (SSS) Toto Sugiarto menilai 2014 sebagai tahun arogansi politik. Arogansi yang terjadi baik di parlemen pusat, maupun daerah, merupakan dampak dari persaingan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2014 yang tidak tuntas.
"Saat Pemilu dan khusunya Pilpres yang lalu, kontestasi terjadi amat runcing bahkan melebihi pemilu-pemilu sebelumnya yang membuat kontestasi politik berlanjut meski Pemilu 2014 sudah usai. Itu yang menyebabkan arogansi politik contohnya ada 2 kubu yakni KMP dan KIH sampai ke DPR," kata Toto dalam diskusi bertajuk '2014: Tahun Arogansi Politik', di Wisma Kodel, Jakarta, Rabu (17/12/2014).
Toto mengatakan, kontestasi ketika Pilpres lalu ada persaingan dan kampanye yang tidak sehat. Ia mencontohkan, kampanye Pilpres banyak sekali yang mengarah ke personal masing-masing calon.
"Di media sosial itu banyak sekali terjadi kampanye yang mengarah sangat personal. Untuk calon yang satu dalam kampanyenya foto sama istrinya tapi yang satu lagi foto sedang mencium kuda. Ini sangat tajam dan berpotensi menimbulkan kekerasan," ujar dia.
Akibatnya, lanjut dia, persaingan antar kedua kubu pengusung berlanjut hingga kini. Arogansi politik antar kedua kubu sangat terlihat ketika parlemen yang seharusnya bekerja untuk kepentingan rakyat, kini terbelah dan saling membela masing-masing kubu.
"Kontestasi masih berlanjut sampai sekarang, pembelahan itu masih ada. Meskipun DPR sudah menyatakan menjadi satu, tapi pengkubuan itu ada. Itu akibat kampanye yang mengarah ke lawannya secara personal, timbulnya menjadi dendam politik dan dendam personal," beber dia.
Oleh karena itu, Toto mengharapkan persaingan dan arogansi politik yang terbawa hingga kini bisa segera diselesaikan dan sama-sama bertujuan untuk membangun bangsa, bukan saling arogan untuk balas dendam.
"Seharusnya usai Pilpres kita sama-sama membangun bangsa ini, bukan persaingan politik dan arogansi politik yang ditunjukkan," tandas Toto Sugiarto. (Mut)
2014 Jadi Tahun Arogansi Politik Akibat Persaingan Pilpres
Peneliti Soegeng Sarjadi Sindicate (SSS) Toto Sugiarto menilai 2014 sebagai tahun arogansi politik.
Diperbarui 17 Des 2014, 13:08 WIBDiterbitkan 17 Des 2014, 13:08 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Gaya Katy Perry dan 5 Perempuan Lainnya Berbalut Pakaian Luar Angkasa Rancangan Desainer
Top 3: Tupperware Hengkang dari Indonesia
Top 3 Islami: Kisah Bung Karno Ganti Nama Sudarwati jadi Titiek Puspa, Karomah Mbah Liem yang Disaksikan Presiden Prabowo
Samsung bakal Hapus Slot S Pen dari Galaxy S Ultra, Baterai Bisa Lebih Besar?
Kejagung Sita Lagi Dolar hingga Mobil Mewah di Kasus Vonis Lepas Korupsi Minyak Goreng
Lari Pagi atau Sore, Mana yang Lebih Baik?
Mercedes-Benz Setop Produksi Citan dan T-Class Mulai Tahun Depan, Ini Alasannya
6 Rutinitas Sebelum Jam 9 Pagi agar Perempuan di Atas 50 Tahun Tidak Cepat Sakit dan Meninggal
Resep Telur Hong Kong Edamame untuk Bekal Praktis dan Bergizi
3 Hakim PN Jakpus Terima Rp22 Miliar untuk Vonis Lepas Kasus Minyak Goreng
Departemen Kehakiman AS Setop Investigasi Kasus Kripto di Era Trump, Ini Alasannya
Kinerja Tumbuh, Laba Bank Ganesha pada 2024 Tembus Rp 255 Miliar