Jemaat GKI Yasmin-HKBP Filadelfia Misa Natal di Depan Istana

Meski dalam suasana sederhana, para jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tetap khidmat mejalankan ibadahnya meski di bawah terik matahari.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 25 Des 2014, 16:43 WIB
Diterbitkan 25 Des 2014, 16:43 WIB
Jemaat GKI Yasmin-HKBP Filadelfia Misa Natal di Depan Istana
Meski dalam suasana sederhana, para jemaat GKI Yasmin dan HKBP Filadelfia tetap khidmat mejalankan ibadahnya meski di bawah terik matahari.

Liputan6.com, Jakarta - Jemaat GKI Yasmin Bogor dan HKBP Filadelfia Tambun, Bekasi, melakukan Misa Natal di depan Istana Merdeka. Meski dalam suasana sederhana, para jemaat tetap khidmat mejalankan ibadahnya meski di bawah terik matahari.

Perayaan Natal di depan Istana ini merupakan perayaan yang ke-3 sejak 2012 lalu, akibat mereka tak diperbolehkan beribadah di gereja mereka oleh Pemda setempat. Maka itu mereka berharap Presiden Jokowi menindak tegas.

"Kami beribadah di seberang Istana ini karena gereja kami di Bogor dan Bekasi disegel oleh pemerintah daerah. Kami mencoba menarik perhatian Presiden Jokowi agar beliau tegas tegakkan konstitusi supaya tak ada lagi WNI yang diusir dari tempat peribadatannya yang sah," ujar Juru Bicara GKI Yasmin Bona Sigalingging saat dijumpai di lokasi, Kamis (25/12/2014).

Bona berharap, Jokowi dapat mengakhiri diskriminasi oleh Pemda Bogor dan Bekasi. Presiden dinilai memiliki wewenang mencabut SK Walikota Bogor pada 11 Maret 2011 yang mencabut IMB GKI Yasmin. Karena sebelumnya, baik Ombudsman hingga Mahkamah Agung (MA) sudah merekomendasikan SK itu dicabut. Namun, Pemda Bogor dan Bekasi dianggap membangkang.

"Yang bisa kita harapkan hanya Presiden. Karena secara mekanisme hukum kita sudah mentok," kata Bona.

Bona juga berharap, Pemerintahan Jokowi bisa lebih tegas menjaga toleransi beragama di Indonesia, dibandingkan pemerintahan sebelumnya. Sebab, saat itu GKI Yasmin masih kerap mendapatkan sikap intoleransi dalam beribadah.

"Semoga Presiden Jokowi bisa jauh lebih tegas dibandingkan Presiden SBY, karena selama 5 tahun terakhir Presiden SBY gagal bertindak terhadap kelompok intolerean ini," kata Bona.

Pantauan Liputan6.com di lokasi, saat beribadah Misa Natal para jemaat menggunakan spanduk sebagai alas untuk duduk dan payung untuk berteduh dari teriknya matahari. Ada 5 pendeta yang memimpin Misa Natal itu, yakni ‎Pendeta Edwin Lubis, Joas Adi Prasetyo, Deppatala Paina, Dapot Siregar, dan Sonny Dandel. Mereka secara bergiliran melakukan khotbah Natal. (Rmn/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya