2 WNI Asal Jawa Tengah Jadi Korban Longsor Malaysia

Korban longsor akibat banjir Malaysia itu adalah ibu muda dan anaknya asal Dukuh Carat, Desa Trasan, Kecamatan Juwiring, Klaten.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 27 Des 2014, 12:07 WIB
Diterbitkan 27 Des 2014, 12:07 WIB
Ilustrasi banjir di Malaysia. (Asyraf Hamzah/New Straits Times)
Ilustrasi banjir di Malaysia. (Asyraf Hamzah/New Straits Times)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tanah longsor yang terjadi akibat banjir di Malaysia menelan 2 korban warga negara Indonesia (WNI). Keduanya diketahui sebagai warga Jawa Tengah.

Mereka adalah ibu muda dan anaknya, asal Dukuh Carat, Desa Trasan, Kecamatan Juwiring, Klaten. Dengan identitas, Hartini 21 tahun dan Rega 1,5 tahun.

Informasi yang diperoleh Liputan6.com, Sabtu (27/12/2014), saat ini jenazah keduanya sedang dalam proses pemulangan. Mereka diperkirakan tiba di tanah air Sabtu, atau Minggu ini, 28 Desember.

Longsor di Pahang terjadi pada Selasa 23 Desember, sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Ketika itu Hartini mengantar suaminya bekerja. Setibanya di rumah, perkampungan Taman Matahari Cerah, Kampung Raja, C Highlands, Pahang, Malaysia, terjadilah tanah longsor yang menimbun Hartini dan anaknya.

Kabar duka sampai ke orangtuanya di Klaten, Mulyani (39) dan Santoso (44), Rabu 24 Desember dari saudara menantunya. Tak percaya dengan berita tersebut, mereka menghubungi suami Hartini di Malaysia.

Mendengar kebenaran berita itu, Mulyani pun langsung menangis histeris.

"Saya tak percaya anak saya sudah tiada. Anak saya berangkat ke Malaysia tahun 2011, untuk bekerja di perusahaan elektronik. Di sana dia menikah dengan Sudiro, pria asal Kulonprogo yang juga bekerja di Malaysia dan punya anak. Tak menyangka dia akan pergi secepat ini," kata Mulyani saat dihubungi melalui ponselnya.

Mulyani bercerita, Hartini dan suaminya berencana pulang ke Indonesia dan memulai hidup baru dengan modal yang sudah didapatnya. Mereka berencana pulang sekitar 26 atau 27 Desember 2014.

"Mungkinkah yang dimaksud kepulangannya adalah itu (kematian)? Saya tak tahu karena tak ada firasat apapun," ungkap Mulyani sedih.

Mulyani mengatakan, dia sering berkomunikasi dengan anaknya melalui telepon atau SMS. Terakhir berkomunikasi, saat Hartini mengirim pesan singkat selamat Hari Ibu pada 22 Desember.

Proses pemulangan jenazah mereka dari Malaysia sedang dilakukan dengan bantuan anggota Koramil Juwiring yang bertugas sebagai Babinsa Kamtibmas di Desa Trasan, Serka Lamiyo dan tetangganya. Ambulans juga disiapkan untuk membawa pulang jenazah dari Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta. (Tnt/Mvi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya