Liputan6.com, Klaten - Ratusan pelayat menghadiri pemakaman pramugara AirAsia QZ8501 Wismoyo Ari Prambudi di rumah duka di Jetak Lor, Bareng Lor, Klaten Utara, Klaten, Jawa Tengah. Isak tangis pelayat mengiringi pemakaman Wismoyo di Makam Ngasemrejo, Jetak Lor.
Ratusan pelayat memadati halaman rumah orangtua Wismoyo Ari Prambudi atau akrab disapa Yoyok. Selain keluarga, kerabat, tetangga dan rekan kerja, Bupati Klaten Sunarna juga menghadiri upacara pelepasan jenazah itu.
Sejumlah kru pesawat AirAsia yang turut hadir meneteskan air mata mengiringi kepergian Yoyok. Kedua orangtuanya duduk menangis di ruang utama rumah tersebut.
Perwakilan AirAsia, Datuk Kamarudin, mengatakan Yoyok merupakan figur yang ceria. Selain itu, ia sudah dianggap seperti keluarga sendiri. "Kita sangat sedih dengan kabar duka ini," kata dia dalam sambutan di hadapan ratusan pelayat.
Kamarudin mengatakan, kesedihan tersebut juga dirasakan para karyawan AirAsia yang berjumlah 15 ribu orang. "Para karyawan AirAsia yang ada di Filipina, Indonesia, Malaysia, dan India itu merasakan kesedihan," ujar dia dengan terbata-bata.
Setelah semua perwakilan menyampaikan kata sambutan, pelepasan jenazah dari rumah duka dilakukan sekitar pukul 10.30 WIB. Iring-ringan peti jenazah tersebut diawali sejumlah kru pesawat AirAsia yang membawa foto Yoyok.
Sejumlah pelayat juga ikut mengantarkan jenazah Yoyok ke peristirahatan terakhir di Makam Ngasemrejo, Jetak Lor, yang berjarak sekitar 150 meter dari rumah duka.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu take off dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya tiba di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat. Pesawat itu terdiri dari 155 orang penumpang dan 7 kru. (Mvi)