KNKT Ajarkan Penyelam Cara Membuka Black Box AirAsia QZ8501

Pagi tadi, tim SAR gabungan mendeteksi sinyal dari benda di kedalaman Laut Jawa, diduga berasal dari black box AirAsia.

oleh Oscar Ferri diperbarui 09 Jan 2015, 13:37 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2015, 13:37 WIB
AirAsia
Pagi tadi, tim SAR gabungan mendeteksi sinyal dari benda di kedalaman Laut Jawa, diduga berasal dari black box AirAsia.

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sampai saat ini belum mendapatkan informasi mengenai keberadaan black box atau kotak hitam pesawat AirAsia QZ8501. Meskipun bagian ekor pesawat, tempat pada umumnya black box berada, ‎sudah ditemukan oleh Tim SAR gabungan.

Investigator KNKT Nurcahyo Utomo berharap black box AirAsia ZQ8501 benar-benar berada pada bagian ekor pesawat nahas tersebut.‎

"Kita masih berharap black box ada di situ (ekor pesawat)‎," kata Nurcahyo di Posko Utama Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (9/1/2015).

Nurcahyo mengatakan, para penyelam yang fokus pada black box sudah diajarkan bagaimana caranya melepaskan kotak identik dengan warna oranye itu. Namun sekali lagi, kata dia, posisi black box pesawat AirAsia QZ8501 itu belum bisa diketahui secara pasti.

‎"Kalau benar ada di situ (ekor), tadi penyelam sudah kami ajarkan bagaimana cara melepas dan membukanya. Tapi kita tak tahu posisinya di mana," ucap Nurcahyo.

Lalu bagaimana dengan sinyal pinger yang terdeteksi tim SAR dari kedalaman Laut Jawa pagi tadi?

Dia menjelaskan, terdeteksinya sinyal pinger dari underwater locator beacon (ULB) itu hanya menunjukkan tempat atau lokasi.‎ Namun bisa saja ULB berada terpisah dari memori modul --- salah satu bagian black box yang menjadi tempat penyimpanan data rekaman penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan suara di kokpit pesawat (Voice Cockpit Recorder/VCR).

"Pinger itu hanya untuk mendeteksi menunjukkan tempatnya. Sementara data itu ada di memori modul, sehingga dua benda itu memungkinkan terpisah. Yang penting kita cari memori modul, setelah ketemu, pinger kita buang tak masalah," ucap Nurcahyo.

Pagi tadi, tim SAR gabungan mendeteksi sinyal dari benda di kedalaman Laut Jawa. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, sinyal tersebut terdeteksi oleh KM Jadayat pada Kamis malam 8 Januari 2015 di sekitar Laut Jawa. Namun belum diketahui pasti titik koordinat sinyal tersebut.

"Ada satu kapal, KM Jadayat ada indikator ping atau sinyal, itu juga sedang kami upayakan," ujar Moeldoko saat meninjau pengangkatan ekor AirAsia di KRI Banda Aceh, perairan Laut Jawa. (Ndy/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya