Kisah Petugas KNKT Dengarkan Rekaman Mengerikan dari Black Box

Percakapan pilot dan kopilot di kabin kokpit menjadi bagian penting dalam menginvenstigasi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat.

oleh Oscar Ferri diperbarui 10 Jan 2015, 17:37 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2015, 17:37 WIB
Mengenal Black Box AirAsia QZ8501 yang Hilang
Foto: Ilustrasi Black Box (mirror.co.uk)

Liputan6.com, Pangkalan Bun - Mendengarkan suara rekaman terkadang mengasyikkan. Apalagi jika yang didengarkan adalah rekaman suara musik. Tapi bagaimana jika yang didengarkan rekaman suara percakapan pilot dan kopilot pada black box atau kotak hitam sebuah pesawat yang mengalami celaka?

Mendengarkan percakapan pilot dan kopilot di kabin kokpit menjadi bagian penting dalam menginvenstigasi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat. Tugas investigasi itu berada di tangan Komite Nasional Keselamatan‎ Transportasi (KNKT).

Dari rekaman percakapan pilot dan kopilot, terutama di menit-menit akhir sebelum pesawat itu celaka, maka bisa ditemukan jawaban kenapa pesawat tersebut mengalami kecelakaan.

"Kita akan tahu apa sih yang sebenarnya terjadi dari percakapan pilot atau kopilot sesaat pesawat itu mengalami kecelakaan," kata Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo di Pangkalan Bun.

Di situ tugas KNKT untuk melakukan invesitigasi lebih lanjut.‎ Dari percakapan itu akan ditarik benang merahnya pada hal-hal lain yang menyebabkan pesawat kecelakaan. Bisa pada kerusakan suatu mesin, rusaknya radar, atau ketidaktahuan pilot akan medan atau jalur yang dilalui pesawatnya.

Selanjutnya: Bagian Mengerikan

Bagian Mengerikan

Bagian Mengerikan

‎Nurcahyo mengakui, pengalamannya meneliti black box, terutama terhadap rekaman suara percakapan pilot dan kopilot, awalnya tidak berjalan mulus. Investigator yang sudah bergabung sejak tahun 1997 ini mengatakan, pada saat masa awal tugasnya mendengarkan percakapan dari kotak hitam membuatnya terganggu.

Karena, dia harus mendengarkan suara seseorang pada detik-detik terakhir sebelum kecelakaan. Pikirannya dipaksa untuk membayangkan bagaimana posisi seorang pilot atau kopilot yang sudah mengetahui akan celaka.

"Bayangkan, kita harus mendengarkan rekaman suara itu sampai habis. Bayangkan, dia tahu bahwa dalam hitungan 1 atau 2 detik lagi akan celaka," kata Nurcahyo.

Pada menit-menit atau detik-detik terakhir rekaman suara percakapan itu, adalah bagian yang mengerikan.‎ Nurcahyo atau investigator KNKT lainnya mendengarkan 'kata-kata' terakhir dari sang pilot atau kopilot.

Dia sampai tak bisa membayangkan bagaimana berada di posisi pilot dan kopilot itu. Kata-kata' terakhir yang biasanya terdengar dari pilot dan kopilot adalah Allahu Akbar. Kata-kata itu yang‎ membuat semakin bulu kuduknya berdiri.

"Ini paling mengerikan. Apalagi bagian akhir. Kata-kata terakhir dari pilot. Umumnya teriak Allahu Akbar. Itu merinding saya dengarnya," ujar dia.

Namun, perasaan atau pikiran-pikiran itu mulai bisa dia atasi seiring berjalannya waktu. Kian lama waktu berjalan dalam tugasnya, dia makin terbiasa saat mendengarkan bagian-bagian akhir rekaman suara percakapan di kabin pilot. Meski sampai saat ini dia masih tak bisa membayangkan bagaimana berada pada posisi pilot atau kopilot.

Pernah suatu kali, Nurcahyo dan teman-temannya mendengarkan rekaman suara percakapan pilot dan kopilot pesawat yang mengalami kecelakaan. Tanpa menyebut kecelakaan pesawat apa, Nurcahyo bersama-sama teman-temannya hening tanpa berbicara satu sama lain usai rekaman suara habis. Mereka hanya bisa saling menatap satu sama lain.

"Akhirnya kita rewind (putar ulang) lagi. Dengar lagi, karena itu kan tugas kita," kata Nurcahyo.

Selanjutnya: Segudang Pengalaman

Segudang Pengalaman

Segudang Pengalaman

‎Belasan tahun bekerja sebagai investigator KNKT, maka sudah puluhan kali ia harus mendengarkan rekaman suara black box. Sebab, mendengarkan percakapan pilot dan kopilot jadi bagian penting dalam melakukan investigasi sebuah kecelakaan pesawat.

Kotak hitam yang ditelitinya di antaranya kecelakaan Pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak pada 2012, lalu kecelakaan Pesawat Lion Air di Bali pada 2013, kecelakaan Pesawat Garuda Indonesia di Yogyakarta pada 2007, dan kecelakaan Pesawat Lion Air di Solo pada 2004.

Dari rentetan peristiwa kecelakaan itu, umumnya black box yang ditangani KNKT berhasil diteliti. Meski kondisinya sudah rusak, KNKT berhasil mengungkap penyebab kecelakaan pada sebuah pesawat dari kotak hitam. Contohnya saja, black box Sukhoi Superjet 100 yang terbakar atau black box Lion Air pada kecelakaan di Bali 2013 yang sudah terendam air laut.

"Kalaupun rusak, kita akan melakukan berbagai cara, seadanya kita teliti. Pakai hitungan manual," kata Nurcahyo.

Terkait dengan kecelakaan Pesawat AirAsia QZ8501 ini, black box pesawat tipe Airbus A320-200 itu sampai saat ini belum ditemukan. Namun, jika sudah ditemukan, bukan berarti pekerjaan selesai.

"Justru penemuan black box itu awal pekerjaan kami. Awal PR (pekerjaan rumah) kami," kata Nurcahyo. (Mvi/Ein)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya