Eks Wakapolri: Kok Ada Istilah Pengkhianat?

Istilah pengkhianat yang dilontarkan Budi dianggap Oegroseno malah memunculkan masalah baru internal Polri.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 17 Jan 2015, 21:25 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2015, 21:25 WIB
Perspektif Indonesia "Kali ini Tidak 86"
Komjen Pol Purn Oegroseno memberikan pandangan dalam diskusi Perspektif Indonesia bertema 'Kali ini Tidak 86' di Jakarta, Sabtu (17/1/2015). Diskusi membahas pencalonan Kapolri Budi Gunawan dan tindakan Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Faisal R Syam)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Wakapolri Komjen Pol (Purn) Oegroseno mengaku kaget dengan pernyataan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Irjen Pol Budi Waseso tentang adanya pengkhianat dalam tubuh Polri. Budi Waseso sendiri baru menjabat sebagai Kabareskrim setelah menggantikan Komjen Suhardi Alius yang dimutasi ke Lemhannas.

"Saya kaget dengan statement calon penggantinya. Kok ada istilah pengkhianat. Siapa ini pengkhianat?" Kata Oegroseno di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (17/1/2015).

Istilah pengkhianat yang dilontarkan Budi dianggap Oegroseno malah memunculkan masalah baru internal Polri. Apalagi belum tuntasnya polemik pencalonan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai Kapolri. Oegroseno berpendapat, seharusnya mantan Kapolda Gorontalo itu tidak mengeluarkan statement kontroversial.

"Kalau dia ditunjuk dapat jabatan, jangan bilang statement bahwa ada misi pembersihan," kata dia.

Oegroseno pun tidak paham dengan pernyataan Budi Waseso terkait adanya pengkhianat dalam tubuh institusi Polri. Justru pernyataan mantan Kepala Biro Paminal tersebut akan membuat kegaduhan baru di tubuh Polri.

"Itu dia saya cari-cari siapa pengkhianat? Jangan sampai seperti zaman PKI dulu. Dicap ini dicap itu, terus diambil dibunuh. Jangan. Nanti organisasi ini goyang. Saya tetap menjaga integritas Polri," pungkas Oegroseno. (Ali/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya