Liputan6.com, Jakarta - Jaksa Agung HM Prasetyo mengatakan, eksekusi terhadap para terpidana mati akan terus dilakukan oleh Kejaksaan Agung meskipun mendapat kecaman dari Amnesty Internasional, maupun negara-negara sahabat yang warganya terancam dan bahkan telah dieksekusi mati oleh pemerintah Indonesia.
"Kalau semuanya sudah beres. Kita lihat nanti. Kita tidak ingin sedikitpun ada lubang kelemahan kita," kata HM Prasetyo di Gedung Kejaksaan Agung, Jakarta Selatan, Senin (19/1/2015) malam.
Namun, ia tidak menjelaskan secara detail terkait pelaksanaan eksekusi mati yang akan dilakukan dalam berapa gelombang untuk setiap tahunnya. Dalam setahun Kejaksaan Agung mempunyai kuota mengeksekusi sekitar 10 sampai 15 terpidana mati.
"Ya nanti kita lihat dulu, nanti ada eksekusi lagi (tahun ini)," tutur dia.
Dia mengungkapkan, dari data terakhir yang dimiliki Kejaksaan Agung, sebanyak 131 terpidana mati yang sedang menunggu pemenuhan aspek hukum dan aspek teknis pengeksekusian.
Prasetyo merinci dari 131 terpidana, 69 orang di antaranya merupakan para terpidana kasus yang menyangkut orang dan harta benda seperti pembunuhan dan perampokan. Kemudian, lanjut Prasetyo, 2 orang terpidana merupakan terpidana yang terlibat kasus keamanan negara dan ketertiban umum seperti terorisme.
Terakhir, sebanyak 60 orang merupakan terpidana yang berkaitan dengan kasus narkotika. Adapun dari 60 terpidana mati kasus narkotika, 34 diantaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA) dan sisanya sebanyak 26 orang adalah Warga Negara Indonesia (WNI).
Para WNA itu berasal dari Nigeria lima orang, Senegal 1 orang, Inggris 2 orang, Malaysia 6 orang, Zimbabwe 2 orang, Belanda 1 orang, Brasil 1 orang, India 1 orang, Pakistan 1 orang, Tiongkok 4 orang, Prancis 1 orang, Filipina 1 orang, Afrika Selatan 2 orang, Australia 3 orang dan Iran 3 orang.
Saat ini, sambung Prasetyo, pihak Kejaksaan Agung masih menunggu terpenuhinya aspek hukum para terpidana. Nantinya, bila aspek hukum sudah terpenuhi, maka akan dilanjutkan untuk pemenuhan aspek teknis yaitu pelaksanaan eksekusi.
"Pokoknya kalau aspek yuridisnya sudah terpenuhi semua kita lakukan eksekusi," tandas HM Prasetyo. (Ein)
Jaksa Agung: 131 Terpidana Mati Tunggu Eksekusi
Dalam setahun Kejaksaan Agung mempunyai kuota mengeksekusi sekitar 10 sampai 15 terpidana mati.
Diperbarui 19 Jan 2015, 20:39 WIBDiterbitkan 19 Jan 2015, 20:39 WIB
Jaksa Agung, Prasetyo saat memberikan keterangan pers kepada wartawan di Kejaksaan Agung, Jakarta, (15/1/2015). (Liputan6.com/Faisal R Syam)... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
APFI 2025: Ketika Foto Jurnalistik Berbicara Lebih Kuat dari Kata-kata
Demam Mesin Keramas AI di China, Cuci Rambut Cuma 13 Menit
AS-China Saling Bantah soal Negosiasi Dagang Menambah Ketidakpastian Global
Ganjar Sebut Hasto Kristiyanto Masih Aktif Sebagai Sekjen PDIP
Sampaikan Pesan Khusus untuk Perempuan, Penyanyi Senior Imaniar Rilis Single Strength
Gunung Semeru Erupsi 7 Kali, Tinggi Letusan Capai 900 Meter
Warga Padati Perayaan Lebaran Betawi 2025 di Monas
TOBA Tebar Dividen 2024 Setara Rp 168 Miliar
Komisi VII DPR Dorong RUU Kepariwisataan Baru ke Sidang Parlemen, Ini Isinya
Memulai Hidup Sehat dari Dapur, Pilihan Alat Masak yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak
Produksi Sawit Rakyat Digenjot Lewat Inovasi dan Pelatihan
Mantan Pemain Manchester United Banting Setir Jadi Atlet MMA, Ingin Tantang Eks Liverpool