Alasan Polisi Sebut Christopher Negatif Narkoba Terpopuler

Ada juga berita terkiat ISIS yang mengancam akan membunuh Presiden Amerika Serikat Barack Obama di kantornya, Gedung Putih.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Jan 2015, 09:03 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2015, 09:03 WIB
Wajah Christopher Outlander Maut
Christopher tersangka kecelakaan Outlander maut. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Setelah kepolisian sebelumnya menyatakan tersangka kecelakaan Outlander maut Christopher Daniel Sjarif mengonsumsi narkoba jenis LSD, kini polisi menyatakan sebaliknya, negatif narkoba. Polisi pun memberikan alasan kepada publik terkait penetapan Christopher bebas narkoba.

Berita tersebut menjadi terpopuler yang paling banyak menyedot perhatian pembaca Liputan6.com. Selain berita tersebut, ada juga berita populer lainnya, di antaranya terkait peringatan Amerika Serikat kepada Indonesia yang akan menerima kunjungan pimpinan tertinggi Korea Utara Kim Jong-un pada April mendatang.

Ada juga berita terkiat ISIS yang mengancam akan membunuh Presiden Amerika Serikat Barack Obama di kantornya, Gedung Putih. Selain berita tersebut ada beberapa berita populer lainnya. Berikut ulasan berita populer lainnya yang terangkum dalam Top 5 News;

1. Alasan Polisi Sebut Tersangka Outlander Maut Negatif Narkoba

Polisi mengumumkan pelaku tabrakan Outlander maut, Christopher Daniel Sjarif, negatif atau tidak terbukti menggunakan narkoba jenis apapun. Pernyataan ini bertolak belakang dengan apa yang telah disampaikan polisi di awal kasus bahwa Christopher positif mengonsumsi narkoba jenis LSD.

Dalam pengumuman hari ini, Rabu (28/1/2015), Kabid Kedokteran dan Kesehatan Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak menjelaskan, pihaknya telah memeriksa urine dan darah Christopher dan Ali. Pemeriksaan dilakukan Bid Dokes Polda Metro Jaya dengan menggunakan 5 item.

Baca selengkapnya...

2. AS Peringatkan Indonesia Hati-hati Undang Kim Jong-un

Pada April nanti, Indonesia akan menjadi tuan rumah Konferensi Asia-Afrika. Kabarnya, pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un akan datang ke acara tersebut.

Melihat potensi kedatangan Kim Jong-un, Amerika Serikat (AS) negara yang selalu berseteru dengan Korut akhirnya angkat bicara.

Melalui Duta Besarnya, Robert Blake, Negeri Paman Sam meminta Indonesia berhati-hati atas keputusan mengundang Jong-Un. Karena negara ini tengah dalam sorotan dunia akibat beberapa masalah dan sanksi dunia.

Baca selengkapnya...

3. ISIS Ancam Bunuh Obama di Gedung Putih

Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) terus melancarkan ancaman kepada dunia internasional. Kali ini, Presiden Amerika Serikat Barack Obama yang jadi sasaran. Salah satu milisi kelompok radikal tersebut mengancam akan membunuh Presiden ke-44 AS tersebut di kantor kepresidenan, Gedung Putih.

"Lihat saja Obama, kami akan datang ke Amerika," ujar seorang anggota ISIS dalam sebuah video, seperti dimuat Fox News, Rabu (28/1/2015). "Lihat saja nanti, kami akan memenggal leher Anda di Gedung Putih." imbuh dia.

Baca selengkapnya...

4. KPK Ambil Langkah Jika Saksi Kasus Budi Gunawan Terus Mangkir

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mulai memanggil sejumlah saksi untuk dimintai keterangan, terkait kasus yang menimpa calon kapolri Komjen Polisi Budi Gunawan. Sejak Senin, 19 Januari 2015 hingga saat ini, total 9 saksi sudah dijadwalkan diperiksa oleh penyidik KPK.

Tapi di antara jumlah itu, baru 1 orang saksi yang memenuhi panggilan KPK. Selebihnya tidak datang, dengan alasan dan ada juga yang tidak memberikan keterangan apapun soal ketidakhadirannya.

Baca selengkapnya...

5. Tim 9 Usul Budi Gunawan Tak Dilantik, Ini Tanggapan JK

Ketua tim independen bentukan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Syafii Maarif mengungkapkan, penunjukan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon kapolri ternyata bukan atas kemauan Presiden Jokowi. Menurut mantan ketua umum PP Muhamadiyah itu, ada pihak lain yang mendorong agar presiden mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri.

Menanggapi pernyataan tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan ‎pemilihan Kapolri baru merupakan hak prerogatif presiden, sehingga hanya Jokowi yang bisa memutuskan, terlepas ada atau tidaknya tekanan.

Baca selengkapnya...

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya