Jelang Eksekusi Duo Bali Nine, TNI Jaga Perbatasan RI-Australia

Tiga pesawat tempur Sukhoi diterbangkan hari ini. Komandan Lanud mengatakan, ini dilakukan untuk menjaga perbatasan Indonesia-Australia.

oleh Dewi Divianta diperbarui 23 Feb 2015, 15:33 WIB
Diterbitkan 23 Feb 2015, 15:33 WIB
Efek Bali Nine, TNI Terbangkan Sukhoi Jaga Perbatasan 2 Negara
Efek Bali Nine, TNI Terbangkan Sukhoi Jaga Perbatasan 2 Negara (Liputan6.com/Dewi Divianta)

Liputan6.com, Denpasar - Ancaman boikot dari warga Australia membuat TNI memperketat wilayah perbatasan di selat Bali-Australia. TNI menerbangkan 3 pesawat tempur di Lanud Ngurah Rai, Denpasar, Senin (23/2/2015) pagi sekitar pukul 09.00 Wita.

Tiga pesawat yang diterbangkan untuk menjaga perbatasan Indonesia-Australia yakni pesawat Sukhoi tipe TS-3007, TS-3004, dan TS-303. Ketiganya terbang secara bergantian.

"Ini sesuai perintah pimpinan pusat untuk memantau wilayah perbatasan Indonesia-Australia," ungkap Komandan Lanud Ngurah Rai Kolonel AU Sugiarto BW, di Denpasar, Bali.

Ia mengaku, ini salah satu pengawasan untuk persiapan kepindahan terpidana mati 'Bali Nine' Myuran Sukumaran dan Andrew Chan ke Nusakambangan. "Kita tunggu saja petunjuknya. Jika sudah diperintahkan kita selalu siap," imbuh dia.

Sugiarto melanjutkan, pengawasan tidak bisa ditentukan jam atau waktunya. "Tergantung situasi. Mungkin 2 kali mengudara atau bahkan lebih," papar dia.

Tapi Sugiarto tidak menjawab saat ditanyakan apakah pengoperasian 3 pesawat tempur tersebut juga untuk mengamankan keberangkatan keberangkatan 2 terpidana mati Bali Nine menuju Nusakambangan.

Kejaksaan Agung sebelumnya menjadwalkan eksekusi mati terhadap Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dalam waktu dekat ini. Namun setelah penolakan dan pernyataan keras pemerintah Australia, eksekusi mati terhadap dua gembong narkoba itu pun ditunda. Hingga kini belum diketahui kapan eksekusi mati itu dilaksanakan. (Sun/Mut)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya