Sawah Petani Ciamis Kebanjiran, Stok Gabah Menurun Drastis

Alami kelangkaan, harga gabah melonjak naik dari Rp 450 ribu per kuintal menjadi Rp 650 ribu per kuintalnya.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Feb 2015, 13:33 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2015, 13:33 WIB
Gabah-Langka
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Ciamis - Akibat langkanya stok gabah di Ciamis, Jawa Barat, para produsen beras di kota inipun mulai mengurangi waktu operasional pengilingan gabah. Untuk mendapatkan satu kuintal gabah, para produsen beras terpaksa harus mencarinya hingga ke Cilacap, Jawa Tengah.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (26/2/2015), stok gabah ini berkurang lantaran sedikitnya pasokan gabah yang biasa dikirim para petani lokal. Hal ini dikarenakan sawah petani di Kabupaten Ciamis banyak yang terendam banjir, sehingga mengalami gagal panen.

Akibat kelangkaan gabah ini harga gabah pun melonjak naik dari Rp 450 ribu per kuintal menjadi Rp 650 ribu per kwintalnya.

Sementara di Garut, Jawa Barat, hasil panen petani lokal menurun drastis akibat serangan hama. Petani lokal menamai hama ini dengan nama hama beureum atau hama merah. Hama ini biasa menyerang padi setelah musim penghujan selesai.

Selain mengakibatkan daun padi mengering, serangan hama juga membuat bulir padi menjadi puso. Akibat serangan hama ini hasil panen petanipun menurun drastis.

Kelangkaan gabah juga terjadi di Pemalang, Jawa Tengah, akibatnya sekitar 300 produsen beras di kota ini berhenti beroperasi. Walaupun masih ada yang bertahan, mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi hingga 25 persen.

Kelangkaan gabah ini menyebabkan harga gabah terus melambung, akibatnya harga beraspun terus bergerak naik. Di tingkat produsen saja harga beras jenis premium sudah mencapai Rp 12.000 per kilogramnya.

Diperkirkan gejolak harga beras ini akan berlangsung hingga awal April nanti. Pasalnya musim panen raya baru akan dimulai pada pertengahan Maret hingga April mendatang. (Dan/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya