Kisruh Anggaran 'Siluman', Ahok Dinasihati Sang Bunda

Tak hanya mendapat nasihat dari sang bunda, Gubernur Ahok juga mendapat pertanyaan dari Presiden Jokowi.

oleh Andi Muttya Keteng diperbarui 04 Mar 2015, 19:49 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2015, 19:49 WIB
Temukan Dana Siluman, Ahok Lapor KPK
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengunjungi Kantor KPK, Jakarta, Jumat (27/2/2015). Kedatangan Ahok untuk melaporkan temuan dana siluman di Pemerintah Provinsi DKI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kisruh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI akhirnya merambah ke ranah hukum. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, awalnya melaporkan dugaan anggaran 'siluman' senilai Rp 12,1 triliun ke KPK. Tak mau kalah, DPRD DKI juga berniat melaporkan dugaan suap sebesar Rp 12,7 triliun oleh Pemprov DKI.

Melihat itu, ibunda Ahok merasa khawatir terhadap anaknya. Ahok bercerita, 2 hari lalu dirinya dinasihati sang bunda, dan meminta berkompromi untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan.

"Saya bilang saya nggak mau kompromi dengan APBD versi DPRD. Saya inget kok pepatah Tiongkok, seribu temen kurang banyak, satu musuh kebanyakan. 'Mama dengar baik-baik, waktu saya masuk DKI, untuk beri jaminan kesehatan kepada rakyat itu udah seribu musuh'," ungkap Ahok di Balaikota Jakarta, Rabu (4/3/2015).

Maka menurut Ahok, menambah 1 musuh lagi sama saja. Yang penting dia merasa telah menegakkan prinsip-prinsip yang benar. Dia pun meminta ibunya mendoakan dirinya agar kuat dan tetap panjang umur.

"Saya bilang doa sajalah. Keluarga saya juga sudah tahu kok, kalau saya mati kirim ke Belitung. Saya bilang juga ke teman saya yang khawatir, kamu harus baca itu buku Seni untuk Mati dengan Baik," ucap Ahok.

Pertanyaan Presiden Jokowi

Bukan hanya sang bunda, Ahok juga mengaku sempat dihubungi langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Namun, dia tetap menegaskan tak ada kompromi mengenai itu dan menegaskan dirinya akan 'pasang badan' dan nyawanya dalam kisruh APBD DKI.

"Presiden telepon saya, tanya 'bisa tidak dipertemukan?' Saya bilang tidak bisa. Saya tidak mau toleransi," ungkap Ahok.

Ahok menilai, DPRD DKI masih menggunakan pemikiran lama. Bahwa seorang Fauzi Bowo yang birokrat dan Sutiyoso yang jenderal pun masih bisa berkompromi dan mengalah, pasti Ahok yang tak berpartai, bukan asli Jakarta, dan non-muslim bisa diancam dengan demonstrasi dan sejenisnya.

"Jangan pakai pikiran lama Anda (DPRD) ke saya. Kawan-kawan DPRD gunakan pikiran mereka ke saya. DPRD pikir pasti saya ngalah, padahal tidak," tegas Ahok. (Rmn/Ans)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya