JK: Ini Bukan yang Pertama, Dulu Saya Juga Disadap Australia

Ketua PMI ini menilai perkembangan teknologi yang begitu pesat jadi alasan betapa mudahnya melakukan penyadapan.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 06 Mar 2015, 22:19 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2015, 22:19 WIB
jusuf kalla
Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Liputan6.com, Jakarta - Australia dan Selandia Baru bekerja sama menyadap operator telepon terbesar di Indonesia, PT Telkomsel. Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai hal ini tidak mengejutkan, karena bukan kali pertama Indonesia disadap.

"Penyadapan itu bukan hal yang pertama. Dulu Presiden pun disadap, saya disadap juga oleh Australia. Teknologi sekarang Anda bisa menyadap dari sini, di Amerika, ini kan karena teknologi sudah demikian mudahnya," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Jumat (6/3/2015).

JK mengatakan, penyadapan itu tak akan mendapat protes dari pemerintah Indonesia. Ia beralasan Badan Intelijen Negara (BIN) juga melakukan penyadapan, hanya saja tidak diketahui negara lain.

"Kan tak bisa dibuktikan. Kita juga lakukan itu (sadap). BIN juga menyadap orang. Jadi hati-hati saja, siapa yang mau bicara rahasia ya ketemu langsung atau pakai telepon antisadap," terang JK.

Dia menuturkan, aksi sadap-menyadap sudah biasa dilakukang. Tidak hanya dilakukan oleh negara tetangga, tapi juga dilakukan oleh aparat di dalam negeri.

"Di dalam negeri juga bisa menyadap orang, KPK juga sadap orang, polisi juga bisa sadap teroris, ya begitu. Jadi hati-hati bicaral kalau di telepon," imbuh JK.

Ketua PMI ini menilai perkembangan teknologi yang begitu pesat jadi alasan betapa mudahnya melakukan penyadapan. Ia menyampaikan tidak akan memperketat sistem komunikasi di Indonesia.

"Tidak ada (pengetatan sistem komunikasi di Indonesia). Kita kuat ya mereka lebih kuat lagi tekniknya. Apalagi frekuensi itu kan terbuka sekali, apalagi kalau dia masuk ke sistem operator ya mudah sekarang kan pakai frekuensi, bisa gampang disadap orang," tandas JK. (Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya