BIN Dalami Dugaan Penyadapan Australia Melalui Telkomsel

BIN saat ini tengah mendalami dugaan penyadapan data percakapan sejumlah pejabat di Indonesia yang dilakukan mata-mata Australia.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 05 Mar 2015, 13:38 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2015, 13:38 WIB
Realitas Intelejen Indonesia Pasca-Reformasi Dipertanyakan
Pengamat Intelejen dari Imparsial Al Araf menilai BIN adalah salah satu lembaga yang lolos dari koreksi hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Intelejen Negara (BIN) saat ini tengah mendalami dugaan penyadapan data percakapan sejumlah pejabat di Indonesia yang dilakukan mata-mata Australia dan Selandia Baru. Penyadapan itu dikabarkan melalui jaringan telepon selular Telkomsel.  

Hal tersebut terungkap dari bocoran dokumen rahasia milik bekas kontraktor Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA), Edward Joseph Snowden.

"Kita sedang mendalami adanya laporan itu," ujar Kepala BIN Marciano Norman di Istana Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (5/3/2015).

Marciano menegaskan, pemerintah telah mengetahui adanya informasi tersebut. ‎Saat ini pihaknya terus mengupayakan peningkatan keamanan jaringan komunikasi dan penyelidiki kebenaran adanya dugaan kebocoran informasi sehingga terjadi penyadapan.

"Saya rasa itu kita dalami dan kita sudah melakukan upaya-upaya untuk peningkatan keamananan komunikasi kita menggunakan sarana-sarana komunikasi yang kita miliki," kata dia.

Marciano mengaku, terkait adanya bocoran laporan tersebut, hingga saat ini pihaknya belum melaporkannya kepada Presiden Jokowi. ‎"Itu sedang kita dalami dulu, pada saatnya akan kita laporkan," tukas Marciano.

Penyadapan NSA

Indonesia masuk dalam salah satu sasaran utama penyadapan yang dilakukan oleh badan keamanan nasional Amerika Serikat (National Security Agency/NSA). Melalui dokumen rahasia yang dibocorkan mantan pegawai intelijen Edward Snowden terungkap bahwa NSA juga menyadap para pengguna ponsel di Indonesia.

Tidak hanya tokoh politik atau pejabat negara yang disadap, tetapi juga para pelanggan telepon seluler dari dua operator ternama di Indonesia. Menurut sebuah dokumen tahun 2012, Australian Signals Directorate (Direktorat Sinyal Australia) telah mengakses data pelanggan Indosat dalam jumlah besar, termasuk komunikasi para pejabat Indonesia di beberapa departemen.

Menurut yang dilansir The New York Times, aksi mata-mata ini dilakukan Australian Signals Directorate dengan bantuan NSA. Dalam dokumen tersebut diperlihatkan informasi kerjasama antara NSA dan Australian Signals Directorate.

Sementara itu menurut dokumen lainnya tahun 2013, Australian Signals Directorate disebutkan telah berhasil mendapatkan hampir 1,8 juta kunci enkripsi induk dari jaringan seluler Telkomsel yang digunakan untuk melindungi komunikasi pelanggannya. Data itu kemudian diberikan kepada NSA. Mereka juga telah mengembangkan cara untuk mendekripsi hampir semua data tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya