Liputan6.com, Melawi - Batu akik tengah digandrungi masyarakat Indonesia. Tak terkecuali kepala daerah, seperti Bupati Melawi, Kalimantan Barat, Firman Muntaco.
Ada sekitar 100 cincin batu akik yang dikoleksi sang bupati dengan total keseluruhan mencapai Rp 1,5 miliar.
Karena besarnya nilai batu akiknya, Firman mengaku telah melaporkan perhiasan tersebut ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) beberapa waktu lalu.
"Bagi penggemar, koleksi saya ini Rp 1,5 miliar. Tapi bagi mereka yang nggak tertarik mungkin nggak sampai segitu nilainya," ujar Firman di Pendopo Bupati Melawi, Kalimantan Barat, Senin (16/5/2015).
Ada berbagai jenis batu akik yang dikoleksi Pak Bupati, di antaranya jenis kecubung dan sapir. Cincin favoritnya adalah yang menggunakan batu kecubung merah.
"Jenis kecubung ini merupakan batu khas Kalimantan," ungkap Bupati Melawi asal Partai Golkar tersebut.
Firman menyambut baik tren batu akik yang kini sedang ramai diminati masyarakat. Menurut dia, fenomena ini mampu membawa dampak positif, seperti pembukaan lapangan kerja baru untuk membantu perekonomian penduduk setempat.
"Di situ berkahnya. Terlebih batu akik bagi sebagian masyarakat Indonesia adalah warisan. Para karuhun (nenek moyang) terdahulu pun memakainya," ujar Firman.
Namun demikian, Firman mengaku tak setuju jika cincin batu akik disebutkan bisa berkhasiat memberikan hoki atau aura positif bagi si pemakainya. Bagi dia, cincin tersebut hanya berfungsi sebagai aksesori untuk menunjang penampilannya.
"Ini hanya sebagai perhiasan. Tidak ada makna khusus. Apalagi berkaitan dengan mitos-mitos tertentu. Sama sekali tak ada," tandas Firman Muntaco. (Ndy/Sss)