ISIS, Presiden Kurus, dan 'Donatur Sensasi'

Dan kini, di tengah upaya negara menjaga warganya, sebuah pesan mengatasnamakan ISIS mengancam Presiden Jokowi.

oleh Luqman RimadiSilvanus AlvinPramita TristiawatiThariq GibranPutu Merta Surya Putra diperbarui 23 Mar 2015, 00:30 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2015, 00:30 WIB
ISIS, Jokowi
Dan kini, di tengah upaya negara menjaga warganya, sebuah pesan mengatasnamakan ISIS mengancam Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - Meski jauh berada di ujung dunia sana, kehadiran kelompok ISIS mulai meresahkan masyarakat Tanah Air. Sejumlah WNI dikabarkan bereksodus ke sarang ISIS.

Dan kini, di tengah upaya negara menjaga warganya, sebuah pesan mengatasnamakan ISIS mengancam Presiden Jokowi. Kepada pria kurus itu, sang pengirim pesan yang mengaku sakit hati menyerukan kematian sang Presiden.

"Semua Kepolisian mau kami habisi. Tinggal tunggu waktu. Kami anggota ISIS sudah sakit hati… juga Jokowi harus mati," bunyi ancaman yang diduga dikirimkan ISIS dan beredar di Tangerang, Banten sejak Rabu 18 Maret. "Kami tidak main2. Kami ISIS, akan menghancurkan Polri, Jaksa Agung dan Presiden kurus. Telah memvonis bahwa narkoba perusak generasi, padahal narkoba ini membuat orang bersemangat, kalau orang mau mati ya mati dong bukan narkobanya. Juga ISIS, kami telah di jelek2an bahwa kami pemberontak, tapi kami hanya merekrut untuk bekerja sama, toh mereka kami gaji. Seolah2 kalian paling benar. Liat tuh pengeruk uang rakyat, kok nyantai aja. Kami telah instruksi anggota kami untuk bersiap2 menghancurkan kalian. Kami dari Lampung Timur, markas kami di Sumur Kucing Lampung Timur."

Semua pun waspada. Apalagi setelah kemunculan video yang beredar di YouTube tentang pelatihan perang dengan peserta anak-anak yang diduga berasal dari Indonesia. Jokowi juga ikut bersuara. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tak ingin terburu-buru.

"Ini semuanya masih dalam proses-proses untuk nanti mencari sistem mencari cara mencari pendekatan-pendekatan," ujar Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta pada 19 Maret 2015.

"Sehingga saya kira ini bukan hanya masalah Indonesia tapi sudah menjadi masalah semua negara mengenai ISIS itu," imbuh dia.

Namun Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Kombes Pol Rikwanto berkata lain. Menurut dia, SMS ancaman tersebut hanyalah taktik agar kelompok ISIS eksis di Indonesia.

Rikwanto mengatakan, Polri tengah melakuka‎n pencegahan pengembangan paham ISIS di Indonesia. Paham tersebut bisa berkembang di Indonesia karena banyak 'stok' penganut aliran radikal.

"1 SMS saja ke Presiden atau Kapolri itu cukup propaganda apa yang mereka maksud. Bukan hanya paham mau perang, tapi paham mereka ada dan eksis," ucap Rikwanto dalam Talkshow Bincang Senator bersama Liputan6.com bertema 'ISIS dan Upaya Deradikalisme', di Brewerkz Restaurant & Bar, Senayan City, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (22/3/2015).

Sementara pengamat terorisme dari Universitas Indonesia Nasir Abbas mengungkap, ancaman ISIS terhadap pemimpin Indonesia bukan kali ini terjadi. Dia menyebut, ancaman serupa pernah ditujukan terhadap mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Bahkan, kata dia, SBY dulu sempat dijadikan sasaran tembak.

"Mereka yang gabung sama ISIS, yang nggak tahu cara ke sana atau nggak bisa berangkat lagi, usaha untuk aksi di sini. ‎Itu yang sedang mereka lakukan," ungkap Nasir.

Hal mencengangkan terlontar dari mulut mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Waka BIN) Asad Said Ali. Dia meramalkan, dalam 5 tahun, ISIS akan menguasai wilayah Asia, termasuk Indonesia.

Menurut dia, gejala di Indonesia sudah terlihat dengan dibentuk Jamaah Ansharut Daulah (JAD) yang sekarang ini sudah menyebar. Selain itu, kata Asad, demi memperpanjang kekuasaan di Asia Tenggara, JAD juga mempunyai jaringan di Malaysia sebagai perpanjangan tangan.

"Target ISIS dalam 2 tahun terakhir itu kuasai Timur Tengah, kuasai Afghanistan, Iran, Turki, Maroko, Tanzania sampai Nigeria. Sedangkan target 5 tahunnya adalah Asia Selatan, Asia Tengah dan Asia Tenggara (termasuk Indonesia)," ujar Asad.

'Donatur Sensasi'

Kehadiran para simpatisan ISIS tak lepas dari sokongan dana. Kepolisian beberapa waktu lalu mengungkap kehadiran bandar besar yang diduga berada di balik keberangkatan para WNI untuk direkrut menjadi anggota kelompok ISIS, Chep Hernawan.

Namun setelah melalui proses penyelidikan, kepolisian menduga Chep hanya mencari sensasi. Karena itu, Kabag Penum Polri Kombes Pol Rikwanto mengaku tak akan menahan Chep.

"Dia itu tidak akan ditahan, awalnya kita duga dia penyandang dana, tapi setelah diselidiki, dia hanya orang yang cari sensasi," kata Rikwanto.

Chep sebelumnya diduga menjadi penyandang dana calon anggota ISIS dari Indonesia ke Timur Tengah. Dia juga menyebut dana yang diberikan, bukan untuk berperang di Indonesia. Dana puluhan juta rupiah yang diduga digelontorkan itu diakui adalah miliknya.

Chep Hernawan bukanlah orang baru di kelompok garis keras Islam di Indonesia. Dia pernah ditangkap polisi pada 12 Agustus 2014 lantaran memiliki atribut ISIS. Saat itu Chep ditangkap di Cilacap, Jawa Tengah bersama 6 orang lainnya.

Atribut ISIS yang ditemukan di mobil Chep berupa 2 bendera, 5 topi, 4 kaos, 1 pin, 3 sebo (penutup muka), dan 1 bendera salah satu organisasi Islam garis keras.

Dalam pengakuannya saat itu, atribut ISIS tersebut milik terpidana terorisme Oman Abdurahman yang dititipkan kepadanya dan rekan-rekan saat membesuk Oman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Permisan, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Karena itu, Rikwanto mengaku, Polri juga mendorong lahirnya perppu tentang pencabutan kewarganegaraan WNI yang bergabung dengan ISIS. Rikwanto menilai, landasan hukum diperlukan untuk mencegah bergabungnya lebih banyak WNI ke dalam ISIS.

"Agar yang ke sana (bergabung dengan ISIS) tahu, ada landasan hukum dan Anda salah," ucap Rikwanto.

Sementara itu, upaya perburuan jejak ISIS di Tanah Air terus berlangsung. Sebuah rumah di Perumahan Perum Graha Melasti, Blok FE III Desa Sumber Jaya, Kecamatan Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat digeledah.

Polisi menduga penghuni rumah, Koswara sebagai perekrut anggota ISIS. Ratusan personel gabungan dari Polda Metro Jaya, Polsek Tambun, Polresta Bekasi dan Densus 88 menjaga rumah berwarna putih kusam tersebut. Mereka bersiaga penuh dengan senjata lengkap.

Tak cuma Bekasi. Aparat juga menyisir sudut Kota Tangerang, Banten. Puluhan anggota Brimob bersenjata lengkap mengepung rumah terduga anggota ISIS di Jalan Baru LUK Nomor 1, RT 5/RW 7, Kelurahan Bhakti Jaya, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten.

5 Orang yang diduga berperan aktif sebagai perekrut, membina, dan memberangkatkan relawan untuk menjadi anggota ISIS dari Indonesia ke Suriah dan Irak pun diamankan. Polisi juga menyita beberapa barang bukti. Di antaranya 9 handphone yang diduga dipergunakan sebagai alat komunikasi para tersangka. Kemudian, uang tunai senilai Rp 8 juta, US$ 5.300, dokumen surat seperti kelengkapan paspor, dan tiket, serta laptop dan hardisk eksternal. (Ndy/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya