Liputan6.com, Beijing - Dalam kunjungannya ke Beijing, China, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo meminta agar peringatan 65 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok dijadikan tonggak baru dalam hubungan lebih kuat di masa yang akan datang.
"Tiongkok merupakan teman dekat Indonesia, Tiongkok merupakan sahabat Indonesia. Tingkok dan Indonesia merupakan mitra strategis yang komprehensif yang saling melengkapi satu dengan yang lain," kata Presiden yang akrab disapa Jokowi itu saat memberikan keterangan pers bersama Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping, pada Kamis malam 26 Maret 2015 di Balai Agung Rakyat (The Great Hall of People, Beijing), seperti dikutip dari situs setkab.go.id.
Hadir dalam konferensi pers usai pertemuan bilateral antar kedua Kepala Negara itu, Menko Perekonomian Sofyan Djalil, Menlu Retno L.P. Marsudi, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perdagangan Rahmat Gobel, Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, dan Kepala BKPM Franky Sibarani.
Menyinggung isu keamanan dunia, Jokowi menegaskan bahwa bersamaan dengan momentum 70 tahun berakhirnya perang dunia ke-2, Indonesia menyerukan penguatan tatanan dunia yang mengedepankam cara damai dalam penyelesaian masalah. Karena Indonesia dan Tiongkok telah belajar banyak dari akibat perang itu.
"Sejarah mengajarkan bahwa perang tidak pernah menyelesaikan masalah," ujar Jokowi.
Suami Iriana Widodo itu menambahkan, bahwa dengan masih adanya penderitaan rakyat yang diakibatkan oleh penggunaan kekerasan perang dalam menyelesaikan permasalahan. Seperti di Iran, Suriah dan Libya, maka Indonesia menyerukan semua pihak untuk menjalankan norma-norma, sebagaimana tercantum dalam piagam PBB dalam hubungan antar negara.
Terkait isu ekonomi, menurut Jokowi, saat ini terdapat perubahan geopolitik dan geoekonomi abad ke-21 yang seharusnya mengakui peran penting kekuatan baru ekonomi dunia seperti Tiongkok, Indonesia dan negara-negara lainnya.
Atas dasar hal tersebut, Indonesia mendorong masyarakat Internasional untuk mendukung gagasan Asian Infrastructure Investment Bank yang diprakarsai oleh Tiongkok. Di mana merupakan bagian penting dari tatanan aristektur keuangan internasional.
"Dalam kaitan ini, Indonesia siap memfasilitasi pembentukan kantor utama Asian Infrastructure Investment Bank di Indonesia. Sebagaimana telah saya sampaikan saat pertemuan bilateral dengan Presiden Xi Jinping pada bulan November yang lalu," tutur Jokowi.
Sementara itu, dalam konteks bilateral, Jokowi mengungkapkan bahwa Indonesia dan Tiongkok sepakat untuk melakukan kerjasama pemberantasan korupsi. Lalu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat serta rakyat kedua negara.
Baca Juga
Indonesia juga mengharapkan agar beberapa target dalam hubungan Indonesia-Tiongkok dapat tercapai dalam 3 (tiga) agenda.
Advertisement
"Yang pertama implementasi bilateral untuk currency swap agreement. Yang kedua target perdagangan 150 miliar dollar AS pada tahun 2020. Dan yang ketiga, jumlah kunjungan wisatawan kedua belah negara yang mencapai 10 juta per tahun," papar dia.
"Dalam kaitan ini, saya telah meminta Pemerintah Tiongkok untuk memberikan fasilitas bebas visa bagi wisatawan Indonesia yang akan berkunjung ke Tiongkok sebagaimana Pemerintah Indonesia telah memberikan visa bebas untuk wisatawan Tiongkok yang akan bepergian ke Indonesia," tambah Jokowi.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi tak lupa menyampaikan undangan kepada Presiden Xi Jinping untuk hadir di 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Ia juga mengundang para pebisnis Tiongkok untuk berpartisipasi dalam Asia Afrika Business Summit dan East Asia World Economic Forum yang akan diselenggarakan di Jakarta, pada 21 April mendatang. (Tnt)