Buta Hukum, Nelayan Pengebom Ikan di Kalbar Pasrah

Di sela-sela konferensi pers terkait 9 tersangka pengeboman ikan di Kalimantan Barat, Liputan6.com berhasil mewancarai satu orang.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 05 Apr 2015, 03:20 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2015, 03:20 WIB
Bom ikan
Perahu nelayan yang diduga membawa bom ikan. (Liputan6.com/Raden AMP)

Liputan6.com, Pontianak - Lelaki itu tampak bingung di sebuah sudut ruangan kecil. Kedua tangannya memegang pundak temannya yang lain. Berjalan berjejer keluar dari sebuah ruang tahanan Direktorat Polisi Perairan (Ditpolair) Kepolisian Daerah Kalimantan Barat (Polda Kalbar) di Kota Pontianak.

"Sekarang semuanya keluar. Kedua tangan memegang pundak temannya, ya," kata petugas pada sembilan tersangka nelayan pengebom ikan, Sabtu (4/4/2015).

Mendengar perintah itu, Thamrin dan delapan teman lainnya tertunduk lesu keluar. Kelelahan sangat terlihat pada wajah mereka.    

Di sela-sela konferensi pers terkait 9 tersangka pengeboman ikan, Liputan6.com berhasil mewancarai satu orang, yakni Thamrin. Dia ditetapkan tersangka dalam kasus tersebut. Namun pria berusia 38 tahun itu mengaku tidak tahu-menahu perihal permasalahan mengapa ia ditangkap bersama 8 orang lainnya.

"Baru dua kali ngambil ikannya. Ini ada bosnya besar di Pemangkat, Kabupaten Sambas. Saya tidak tahu ini melanggar hukum. Karena selama ini tidak pernah ditangkap. Nggak ada yang ngasih tahu juga kalau ini melanggar hukum," tutur Thamrin yang mengaku berasal dari Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.

Sehari-hari Thamrin bekerja sebagai nelayan di KM Surya Jaya yang merupakan kapal tersebut milik seseorang di Pemangkat, Kabupaten Sambas. "Saya digaji Rp 1 juta untuk satu kali berangkat sama bos saya di Pemangkat," ucap Thamrin dengan wajah bingung.

Sebelum ditangkap petugas, ia mengaku pernah juga bekerja sebagai nelayan untuk bos lainnya. "Pernah selama 7 bulan kerja pukat tarik di Pemangkat, (tapi) nggak ada untung," urai dia.

Namun, kini ia bingung. "Istri saya lagi mengandung 8 bulan. Saya bingung juga. Gimana nanti untuk biaya kelahiran anak saya, kan saya ditahan sama polisi," ucap Thamrin penuh harap.

Sebelumnya, jajaran Ditpolair Polda Kalbar menyita 2 kapal yang melakukan penangkapan ikan dengan acara dibom. Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Kalbar Ajun Komisaris Besar Polisi Yury NH menjelaskan, saat ini tersangka yang melakukan penangkapan ikan dengan cara dibom itu sudah ditahan. (Ans)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya