Liputan6.com, Jakarta- Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin menyesalkan pernyataan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok soal penjualan minuman beralkohol khususnya bir.
Menurut Selamat, pernyataan mantan Bupati Belitung Timur itu salah kaprah jika mengartikan bir sebagai solusi melancarkan buang air kecil.
"Jadi kalau Gubernur justru bilang bir baik untuk melancarkan 'kencing' salah kaprah. Komentar Gubernur ini perlu dikritik. Ini kan masalah regulator, kalau ada ketentuan yang melarang ya buat dong tempat penjualan khusus," kata Selamat di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (10/4/2015).
Sebenarnya, lanjut Nurdin, dia tidak melarang secara khusus penjualan bir di Jakarta. Hanya saja, perlu ada ketentuan tentang jual beli bir di Jakarta.
"PKS tidak melarang bir beredar, karena memang ada agama di Jakarta yang memperbolehkan. Begitupun dengan makanan seperti anjing, babi. Tapi lokasinya kan harus ditentukan dengan baik dong," ucap politis PKS itu.
Dalam masalah ini, sambung Nurdin, tidak perlu ada yang dibesar-besarkan, kecuali ucapan Ahok yang dianggap selalu memperkeruh keadaan.
"Yang salah ini soal pernyataan-pernyataan dia (Ahok). Jadi dia nggak berpikir konteks, mungkin karena sering diliput media jadi candu buat dia. Ada sesuatu yang baru harus heboh diliput media," pungkas Nurdin.
Baca Juga
Ahok sempat berkomentar soal peredaran alkohol di Jakarta. Dia bahkan tidak masalah adanya bir di Jakarta, bahkan menyebut alkohol sebagai obat untuk susah buang air kecil.
Mantan politisi Golkar dan Gerindra itu juga mengatakan mencuri uang rakyat lebih dosa dibanding minum alkohol. Hanya saja, dia mengaku tidak suka minum bir.
"Saya nggak minum bir lho. Bukan saya bela minum bir lho. Saya nggak suka bir, pahit. Tapi pertanyaan saya, ada nggak orang mabok gara-gara minum bir? Nggak ada. Oplos bir tuh mahal. Yang oplos mati-mati tuh yang spiritus, kelapa muda, topi miring. Salahnya di mana?" tanya Ahok. (Don/Ans)
Advertisement