Liputan6.com, Jakarta - Petugas keamanan Stasiun Pondok Jati bernama Muhammad Iqbal dipukul seorang penumpang KRL Commuter Line, yang menolak mematikan rokoknya, Senin 20 April 2015 kemarin. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan untuk urusan itu, para perokok memang lebih liar.
"Kita menegur orang di kampung lagi rokok, itu lebih galak dia. Saya dulu bantu pengungsi saja mau berantem," kata Ahok, di Balaikota, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Terkait dengan pemukulan tersebut, peristiwa itu harus ditindaklanjuti PT Kereta Api Indonesia (KAI). Menurut dia, PT KAI perlu melapor ke polisi.
"Saya kira kereta api akan urus ya. Itu urusan kereta api. Kalau begitu, harus lapor polisi saya kira, itu kriminal," ujar dia.
Laporan pada polisi harus dilakukan agar menimbulkan efek jera. Ahok menuturkan, seharusnya masyarakat belajar seperti saat memakai jasa pesawat. Semua tertib tidak ada yang merokok. "Kalau menurut saya perlu ada sanksi. Bisa pidana, apalagi mukul. Di pesawat nggak ada yang merokok," tandas dia.
Sebelumnya, petugas keamanan Stasiun Pondok Jati, Matraman, Jakarta Timur, Muhammad Iqbal dianiaya oleh penumpang, Fajar Arif. Penganiayaan ini dipicu teguran kepada Fajar karena merokok di area stasiun.
Advertisement
Iqbal pun kritis dan dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Salemba, Jakarta Pusat, untuk mendapat perawatan. Sementara untuk pelaku pemukulan yakni Fajar Arif yang juga mantan petinju ini mengaku menyesal dan memohon maaf atas kejadian tersebut. (Han/Mut)