Usulan Jokowi yang Disepakati Negara OKI di KAA

Jokowi juga mengajak para pejabat negara, untuk serius memerangi kelompok-kelompok radikalisme.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 22 Apr 2015, 22:40 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2015, 22:40 WIB
Presiden Joko Widodo Buka Konferensi Asia Afrika 2015
Presiden Indonesia, Joko Widodo resmi membuka puncak Peringatan 60 Tahun KAA ditandai dengan pemukulan gong di JCC, Jakarta, (22/4/2015). Jokowi mengatakan masa depan dunia ada di tangan bangsa Asia-Afrika. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memprakarsai pertemuan negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di Jakarta Convention Center (JCC) sore ini, berbarengan diadakan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60.

Jokowi mengatakan dari hasil pertemuan tersebut, setidaknya ada 3 hal yang dibahas. Yakni soal kesepakatan komitmen kemerdekaan Palestina, pemberantasan kelompok radikal dan terorisme, serta penyelesaian konflik antar-negara.

‎"Dan kami mengusulkan ada dibuat task force atau kontak group, yang di situ nanti akan membuat sebuah bangunan, kerangka strategi, kerangka komunikasi, dan bangunan cara-cara menindaklanjuti dari setiap pertemuan-pertemuan yang ada," kata Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (22/4/2015).

Jokowi‎ menjelaskan, saat dimintai pendapat oleh anggota OKI dalam pertemuan itu, tidak banyak perdebatan yang muncul, karena para anggota langsung menyetujui.

‎"Negara-negara Islam yang tergabung memberikan dukungan penuh, agar masalah-masalah yang ada segera bisa diselesaikan secara konkret, melalui step-step yang konkret. Kira-kira itu," tegas dia.

Dalam pidato pembukaan Asian African Summit, Jokowi juga berharap para pemimpin dunia atau kepala negara-negara Asia-Afrika mendukung perwujudan kemerdekaan Palestina.

Kemerdekaan Palestina merupakan salah bentuk penciptaan perdamaian dunia, yang sesuai dengan semangat Bandung yang dilahirkan dalam KAA ke-60 tahun silam.

Tidak hanya itu, Jokowi juga mengajak para pejabat negara, untuk serius memerangi kelompok-kelompok radikalisme. Karena kelompok tersebut dapat merusak kedaulatan negara. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya