Bedanya Kesultanan Banten dengan Yogyakarta

Untuk membangkitkan kembali Kesultanan Banten dirasa sangat sulit karena berbagai macam faktor.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 09 Mei 2015, 07:45 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2015, 07:45 WIB
Polemik Keraton Yogyakarta
Sri Sultan Hamengku Buwono X siap menyampaikan keterangan di Ndalem Wironegaran, Yogyakarta. (Liputan6.com/Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Serang - Kesultanan Yogyakarta yang telah berusia ratusan tahun tetap lestari semenjak zaman Kerajaan Mataram. Namun berbeda halnya dengan Kesultanan Banten yang kini hanya tinggal nama. Bahkan, bangunan keratonnya pun hanya tinggal pondasinya saja.

Bahkan, untuk membangkitkan kembali Kesultanan Banten dirasa sangat sulit karena berbagai macam faktor.

"Dibangun seperti sedia kala hal yang sulit. Lebih baik ditata supaya lebih baik," kata salah satu keturunan Kesultanan Banten Tubagus (Tb) Abbas Waseh di Kota Serang, Jum'at (08/5/2015).

Pria baya yang rumahnya tepat berada di belakang Masjid Agung Banten ini menjelaskan, salah satu hal tersulit membangun kembali Kesultanan Banten dikarenakan tak adanya keturunan yang memiliki jiwa kepemimpinan.

"Betul masih ada keturunannya, tapi hawa nafsu yang di kedepankan. Itu akan sulit (bangkit). Pengennya jadi penguasa bukan pengen jadi pemimpin," terang Abbas.

Abas berpendapat Kesultanan Banten difokuskan sebagai lembaga penjaga tradisi dan kebudayaan masyarakat. Sehingga, ajaran dan kearifan lokalnya tetap lestari.

"Kalau versi budaya mungkin. Tapi kalau tidak mendatangkan kemaslahatan bagi ummat lebih baik tidak," ujar Abbas Waseh. (Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya