Liputan6.com, Semarang - Si jago merah masih 'menggerayangi' Pasar Johar dan Pasar Yaik, Semarang, Jawa Tengah sejak kebakaran besar melanda pada Sabtu malam 9 Mei 2015 kemarin. Api itu pula yang menghalangi petugas forensik dari Laboratorium Forensik Polri Cabang Semarang, Jawa Tengah untuk menyelidiki penyebab kebakaran besar di pasar tersebut.
Alhasil, petugas-petugas itu hanya berkeliling dan memanyau kondisi terakhir pasca-kebakaran.
Kepala Laboratorium Forensik Mabes Polri Cabang Semarang Kombes Pol Setiyani Dwi Astuti mengatakan, sebenarnya kedatangan para petugas yang dipimpinnya untuk mengambil sampel puing-puing kebakaran. Namun karena masih ada titik api yang belum sepenuhnya padam membuat rencana tersebut tertunda.
"Sebenarnya kami ingin segera meneliti. Makin cepat makin baik. Namun kita bisa melihat, situasi lapangan sangat tidak memungkinkan," kata Setyani di lokasi, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (10/5/2015).
"Kemungkinan besar kalau api sudah padam, Senin atau Selasa kami sudah bisa bekerja. Paling lambat Selasa," imbuh dia.
Selain faktor keamanan, ujar dia, keputusan penundaan pemeriksaan itu juga lantaran mempertimbangkan penentuan sampel mana yang hendak diambil. "Kalau masih ada bara nanti malah petugas yang kena dampaknya," tutur Setyani.
Sengaja Dibakar?
Penelitian yang dilakukan Labfor, menurut Setyani, adalah untuk menjawab pertanyaan masyarakat. Sebab, beredar kabar bahwa pasar ini sengaja dibakar.
Dari kasus-kasus kebakaran yang pernah ditangani Setyani, biasanya faktor pemicunya beragam. Mulai dari korseleting listrik sampai disengaja. Terkait penyebab kebakaran Pasar Johar, perwira menengah ini tak mau berkomentar banyak.
"Penyebabnya harus diteliti, tak bisa langsung diketahui. Kami tidak mau mengira-ngira. Semua harus sesuai fakta. Kami butuh waktu mengumpulkan fakta sebelum menyimpulkan," kata Setyani.
Sementara itu rapat Muspida plus yang digelar di lapangan menyepakati bahwa penanganan kebakaran pasar Johar dan Pasar Yaik menempati skala prioritas tinggi. Ketua DPRD Kota Semarang Supriyadi menyatakan, tindakan terpenting adalah menyelamatkan masyarakat, khususnya pedagang dan barang dagangannya.
"Bagaimanapun Pasar Johar ini memiliki aset sampai ratusan miliar. Ini juga merupakan salah satu titik denyut ekonomi rakyat bergerak," ujar Supriyadi.
Walikota Semarang Hendrar Prihadi yang memimpin rapat pun meminta agar Polrestabes Semarang memberi pengamanan maksimal kepada para pedagang dan barang dagangannya. "Nanti kita tampung di Pasar Higienis Rejosari sebagai tempat penampungan sementara. Di sana luas," kata Hendrar Prihadi melalui pesan tertulisnya kepada Liputan6.com.
Kebakaran yang melanda Pasar Johar di Semarang, Jawa Tengah, Minggu 9 Mei 2015 sempat meluas. Api merembet ke Pasar Yaik, yaitu pasar di sebelah Pasar Johar yang didominasi pedagang pakaian. Dugaan sementara, sumber kebakaran adalah konsleting listrik. (Ndy)
Advertisement