Liputan6.com, Jakarta - Keceriaan terpancar dari wajah anak-anak penghuni Safe House SOS Desa Taruna Indonesia, Jalan Karya Bhakti, Cibubur, Jakarta Timur. Puluhan bocah itu tengah mendengar kisah kuda yang berani dari pendongeng Kampung Dongeng, Kak Iki Yosan.
Tak cuma anak-anak yang larut dalam keceriaan tersebut, namun Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise juga asyik menyaksikan kegiatan mendongeng yang memang menjadi aktivitas dari anak-anak di safe house. Juga Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
Di antara puluhan anak itu, terselip bocah D (8) dan 4 saudarinya yang ditelantarkan orangtua mereka, UP serta NS, Senin (18/5/2015). Bocah-bocah malang itu tampak ceria dan menyimak dongeng seperti penghuni safe house yang lain.
Kecuali AL yang baru berusia 5 tahun. Gadis kecil itu hanya termenung dalam pangkuan pria berkuncir kuda, Arist Merdeka Sirait.
Entah apa yang tengah dipikirkannya. Namun Arist selalu membujuk gadis itu agar mau berbaur dengan anak-anak yang lain.
Yang pasti 5 bocah itu, L (10), C (10), D (8), AL (5), dan DN (4) mengalami trauma. Karena itulah Menteri Yohanna mengecam orangtua mereka. "Anak-anak itu adalah aset besar yang harus dilindungi, bahkan negara juga. Kasus penelantaran itu merupakan kesalahan besar," ucap Menteri Yohana.
"Darah daging sendiri ditelantarkan, itu sangat tidak terpuji sama sekali. Harus dihukum sesuai hukum yang berlaku."
Bocah laki-laki D sebelumnya diketahui telantar oleh tetangganya setelah selama sebulan luntang lantung di sekitar kawasan perumahannya. Dia tidur di pos satpam dan makan minum dari belas kasih tetangga. Kedua orangtuanya melarang D masuk ke dalam rumah.
Polisi pun menangkap kedua orangtua bocah D tersebut. Selain bocah D, polisi juga menemukan 4 anak lain di dalam rumah itu. Kini bocah tersebut berada di safe house, Jakarta Timur. Sedangkan orangtua bocah dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan. (Ndy/Yus)