Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat memberi pengarahan kepada Walikota Jakarta Pusat Mangara Pardede untuk membenahi tata kota di wilayah kepemimpinannya. Terutama pembenahan di berbagai macam infrastruktur yang ada di wilayah Jakarta Pusat.
"Kita ingin mulai besok mulai kerja bakti untuk memperbaiki trotoar kita yang banyak bopeng-bopeng. Karena terkesan tidak ada yang ngurus. Benahi," perintah Djarot dalam rapat koordinasi di Kantor Walikota Jakarta Pusat, Jakarta, Jumat (24/7/2015).
‎Selain trotoar, Djarot juga meminta pembatas-pembatas jalan dicat ulang. Lalu sarana-sarana pendukung di taman-taman kota juga diperintahkan untuk diperbaiki dan disediakan.
Termasuk juga separator jalur bus Transjakarta juga ditata ulang. Pun demikian dengan semua sungai, situ, dan danau di Jakarta Pusat harus dibersihkan.
‎"Sekali lagi ini wajah kita, Indonesia itu Jakarta Pusat. Benahi," ucap Djarot.
Bukan Zaman Kegelapan
Sang wagub juga meminta para lurah dan camat di Jakarta Pusat untuk mengecek titik-titik kegelapan di wilayahnya. Di titik-titik itu, sambung dia, minimal harus ada penerangan.
"Ini sudah bukan lagi zaman kegelapan, cek, perbaiki. Beri lampu yang hemat energi. Banyak sekali taman-taman kota yang masih gelap. Gelap-gelap ini temannya setan. Kriminalitas, mesum. Pantau. Benahi. Lurah dan camat biasanya kan tahu mana saja daerah yang gelap-gelap," ujar dia.
Djarot mengatakan, Mangara merupakan panglima teritorial di wilayah Jakarta Pusat. Karenanya, Mangara bertanggung jawab penuh atas pengarahan ini.‎
Pria berkumis itu pun membandingkan dengan Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang dianggapnya berhasil dalam menggelola tata kota Ibukota Jawa Timur tersebut.
"Sebagai panglima teritorialnya itu adalah walikota. Yang bertanggung jawab walikota. Masa kalah sama Bu Risma. Ini Jakarta Pusat. Di mana pusatnya Jakarta, pusatnya Indonesia ada di sini. Kedutaan-kedutaan besar ada di Jakarta Pusat. Maka benahi," kata Djarot.
Untuk itu, dia memberi target kepada Mangara untuk menyelesaikan tugasnya dalam 3 pekan ke depan. Djarot menginginkan pada 15 Agustus 2015 nanti, perubahan di Jakarta Pusat sudah terjadi secara signifikan.
‎"Target kita 15 Agustus. Kita lihat ada tidak perubahan," pungkas Djarot. (Ndy/Sss)