Minta Turun Hujan, Puluhan Santri di Palembang Salat Istisqa

Yulizar menjelaskan, antisipasi musim kemarau tidak hanya dibantu dengan menggelar salat istisqa.

oleh Nefri Inge diperbarui 29 Jul 2015, 22:33 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2015, 22:33 WIB
Minta Turun Hujan, Puluhan Santri di Palembang Salat Istisqa
Yulizar menjelaskan, antisipasi musim kemarau tidak hanya dibantu dengan menggelar salat istisqa.

Liputan6.com, Palembang - Musim kemarau yang berkepanjangan membuat kekeringan di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Salat istisqa pun dilakukan puluhan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Amalul Khair bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumsel.

Salat meminta hujan kepada Allah SWT ini dilakukan pada Rabu pagi, sekitar pukul 08.00 WIB di lapangan Ponpes Al-Amalul Khair, Pakjo Palembang, Sumatra Selatan.

Kepala BPBD Provinsi Sumsel Yulizar Dinoto mengatakan, salat istisqa ini digelar secara rutin selama musim kemarau, dan sesuai instruksi Gubernur Sumsel Alex Noerdin.

"Kegiatan seperti ini kita gelar bukan yang pertama kali, namun memang rutin dilakukan selama musim kemarau. Salat istisqa akan dilakukan setiap minggu bekerja sama dengan Ponpes Al-Amalul Khair," kata Yulizar kepada Liputan6.com, usai salat istisqa di Palembang, Sumsel, Rabu (29/7/2015).

Yulizar menjelaskan, antisipasi musim kemarau tidak hanya dibantu dengan menggelar salat istisqa. Sebelumnya, BPBD Sumsel juga telah melakukan berbagai upaya, seperti Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dan water bombing. Bahkan, upaya ini bisa berhasil hingga 70%.

Berdasarkan data titik hotspot yang terdeteksi dari data modis Satelit Terra Aqua di Provinsi Sumsel, lanjut Yulizar, ada 8 titik hotspot yang tersebar di beberapa kabupaten di Sumsel. Di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) ada 4 titik, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) 3 titik, dan Kabupaten Muara Enim 1 titik.

"Khusus untuk wilayah Muara Enim dan Pali, titik hotspot terjadi di lahan mineral. Sedangkan untuk di Muba dan OKI berada di lahan gambut. Dan di beberapa titik hotspot ini terus kita lakukan pemadaman api," ungkap dia.

Selain itu, kata Yulizar, pihaknya juga akan menambah pesawat untuk memaksimalkan penyebaran water bombing. Sebab, saat ini baru ada 2 pesawat, yaitu MI 171 dan MI 8.

Sayangnya, Yulizar menambahkan, MI 8 saat ini dalam kondisi perbaikan karena mengalami kerusakan.  Kendati, saat ini status di Sumsel masih dalam fase siaga darurat, bukan tanggap darurat. (Rmn/Ado)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya