Dua Nama Ini Layak Jadi Pengganti Jika Menteri Tedjo Di-reshuffle

People power kan semua berasal dari darat, tidak ada masyarakat dari laut dan udara

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Agu 2015, 02:19 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2015, 02:19 WIB
Tiba di Lanud Iskandar, Panglima TNI Langsung Beri Pernyataan
Panglima TNI Jenderal Moeldoko datangi Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng, Selasa (6/1/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar perombakan kabinet reshuffle kabinet terus menguat. Salah satu menteri yang disebut kemungkinan terkena penggantian adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Polhukam) Tedjo Edhy Purdijatno.

Dua nama dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Moeldoko dan mantan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Jenderal (Purn) Marciano Norman, disebut-sebut layak menggantikan Tedjo jika benar di-reshuffle.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) Muhammad Dahrin La Ode menilai, dua nama itu berpeluang besar karena keduanya berlatar belakang Angkatan Darat (AD).

"People power kan semua berasal dari darat, tidak ada masyarakat dari laut dan udara," kata Dahrin saat dihubungi di Jakarta, Selasa (4/8/2015).

Alasannya, Angkatan Darat (AD) dianggap memiliki kemampuan teritorial tinggi, bahkan mendarah daging dibanding Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU). Terlebih, potensi ancaman yang besar bagi Presiden Jokowi saat ini datang dari masyarakat Indonesia sendiri atau people power.

"Jadi dua orang ini memiliki kemampuan politik yang tinggi, punya kemampuan ideologi politik, memiliki kemampuan kerja yang cepat untuk hubungan politik luar negeri dan politik dalam negeri berkualitas tinggi," ujar dia.

"Dan memilih satu di antara dua nama itu bisa tutup mata saja, tidak ada yang salah bagi presiden dan wakil presiden. Tapi kalau presiden mau ganti di luar dua nama itu (Moeldoko dan Marciano), lebih bagus mempertahankan Tedjo," tambah dia.

Namun, ia menegaskan, dua nama itu kuat jika memang Tedjo benar akan ikut di-reshuffle. Apabila ternyata tidak, tak ada masalah, karena kinerja menteri Tedjo dinilai cukup memuaskan.

"Tapi saya juga nilai Pak Tedjo 75 sampai 85 kinerjanya sangat tinggi, bukan berarti harus diganti, tidak mendesak juga untuk diganti," tandas Dahrin. (Ron/Rmn)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya