Jokowi: Persatuan, Kunci Atasi Masalah di Indonesia

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia belum bebas dari sejumlah permasalahan, seperti kesenjangan sosial.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 14 Agu 2015, 10:41 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2015, 10:41 WIB
Suasana Pelantikan Jokowi dan Jusuf Kalla
Presiden Terpilih Joko Widodo membacakan pidatonya saat pelantikan di Senayan, Jakarta, Senin (20/10/2014) (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia akan merayakan Hari Kemerdekaan yang ke-70. Merdeka puluhan tahun, masih banyak permasalahan dalam bidang ekonomi, politik maupun sosial yang terjadi di negeri ini dari Sabang sampai Merauke.

Presiden Joko Widodo menyontohkan masalah gizi buruk serta tingginya kematian ibu dan bayi. Begitupula dengan kemiskinan. Dia juga mengatakan kesenjangan sosial di Indonesia masih tinggi. Ini terlihat dari rasio gini yang masih di atas 0,45.

Pria yang akrab disapa Jokowi itu juga menyinggung soal kekerasan anak. Fenomena kekerasan terhadap anak, kata dia, meningkatkan.

Kasus penganiayaan dan pembunuhan Engeline alias Angeline yang menggemparkan publik. Bukan hanya di Indonesia, kasus ini menyita perhatian dari masyarakat internasional.

"Indonesia juga dihadapkan pada beberapa cobaan. Letusan Gunung Sinabung, Gunung Raung, hujan salju di Papua, dan dampak El-Nino serta perubahan iklim. Tanpa diduga, beberapa bulan lalu pesawat Hercules milik TNI Angkatan Udara jatuh di Medan dan merenggut sejumlah prajurit terbaik kita dan masyarakat sipil," ujar Jokowi dalam pidato kenegaraan dalam sidang DPR-DPD di Gedung MPR, Jakarta Pusat, Jumat (14/8/2015).

Namun, dia optimistis Indonesia dapat keluar dari permasalahan tersebut. Pemerintah, lanjut dia, tidak akan berpangku tangan. "Sejarah telah mengajarkan kepada kita, kunci untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut adalah persatuan," tukas Jokowi.

Menurut dia, tahun-tahun awal kemerdekaan, Indonesia terus dihadapkan pada persoalan besar, yaitu melawan penjajah yang ingin kembali berkuasa. Pada kondisi sulit seperti itu, hubungan antara pemimpin dengan pemimpin, antara pemimpin dengan rakyat, dan antara rakyat dengan rakyat, justru terjalin sangat erat dan mendalam.

"Semangat persatuan mereka laksana semen yang menyatukan butir-butir pasir menjadi pilar yang kokoh. Karena persatuan itu, kita tetap menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat," tukas Jokowi. (Bob/Yus)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya