PB HMI Dukung Usulan Lemhanas untuk TNI Bentuk Angkatan Siber Cegah Kejahatan Digital

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan Imam Rinaldi Nasution mendukung usulan pembentukan angkatan keempat TNI.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Sep 2023, 19:29 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 22:25 WIB
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan Imam Rinaldi Nasution mendukung usulan pembentukan angkatan keempat TNI.
Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan Imam Rinaldi Nasution mendukung usulan pembentukan angkatan keempat TNI.

Liputan6.com, Jakarta - Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) melalui Ketua Bidang Pembangunan Demokrasi Politik dan Pemerintahan Imam Rinaldi Nasution mendukung usulan pembentukan angkatan keempat TNI.

Yaitu, kata Imam, pembentukan angkatan siber sebagai pelengkap dari tiga matra di TNI saat ini.

Menurut Imam, pembangunan kekuatan siber sangat penting untuk memperkuat ketahanan nasional serta kapabilitas pertahanan dan keamanan negara. Mengingat, kata dia, perkembangan teknologi digital yang sangat pesat di era ini.

"Dunia global saat ini hampir semua terkoneksi dengan digital yang tidak ada lagi batas-batasnya, maka sangat perlu kiranya Indonesia memiliki angkatan pertahanan di bidang siber," ujar Imam melalui keterangan tertulis, Minggu (3/9/2023).

Dia mengatakan, kebutuhan terhadap angkatan siber diperkuat dengan semakin tingginya serangan siber belakangan ini. Hal itu dapat dilihat dengan beberapa kali terjadinya serangan peretasan di laman dan situs Pemerintah.

"Kita juga tidak salah melihat perkembangan pertahanan negara-negara lain, karena memang angkatan siber ini sudah digunakan di beberapa negara termasuk negara tetangga Singapura," ucap Imam.

Namun Imam menyarankan agar pembentukan angkatan siber ini harus melalui kajian dan konsep yang matang juga melibatkan berbagai stakeholder.

"Sehingga nantinya dapat bekerja efektif dan tidak menimbulkan problem baru," jelas Imam.

 

Usul Lemhanas

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto saat menghadiri seminar ketahanan nasional bertajuk Transformasi Digital Indonesia 2045 di Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Winda Nelvira)
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto saat menghadiri seminar ketahanan nasional bertajuk Transformasi Digital Indonesia 2045 di Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. (Liputan6.com/Winda Nelvira)

Sebelumnya, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) Andi Widjajanto mengusulkan pembentukan Angkatan Siber untuk melengkapi matra Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) yang telah ada di TNI.

"Saya harus menawarkan roadmap-nya, apakah Indonesia nanti seperti Singapura punya Angkatan Siber, melengkapi AD, AL, dan AU," ujar Andi dalam Seminar Ketahanan Nasional Transformasi Digital Indonesia 2045 di Jakarta, Senin 7 Agustus 2023 lalu.

Andi lantas membeberkan kemungkinan Indonesia seperti Singapura yang telah memiliki angkatan militer yang bertugas mengatasi beragam masalah siber.

"Roadmap saya untuk sementara berhenti, bahwa komandan pertahanan siber kita (perwira) bintang tiga," ucap dia.

"Untuk sementara roadmap saya berhenti di situ. (Maka) harus ada terobosan signifikan dari organisasi dari doktrin kita, untuk membuat kita memiliki kepala staf pertahanan siber. Untuk sementara roadmapnya berhenti di bintang 3 dalam waktu 10 tahun ke depan," sambung Andi.

 

Terinsprasi Singapura

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia mengalami 2.200 serangan siber setiap per satu menitnya pada 2023 ini.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia mengalami 2.200 serangan siber setiap per satu menitnya pada 2023 ini.

Andi menjelaskan, usulan pembentukan Angkatan Siber tersebut terinspirasi dari Singapura.

Dia menilai, Indonesia perlu belajar dari Singapura yang telah sejak lama mempersiapkan diri untuk menghadapi peningkatan drastis ancaman siber.

"Perkembangan teknologi telah mendesak Singapura untuk membentuk angkatan keempat ketentaraan dalam memenuhi kebutuhan di sektor pertahanan," ucap dia.

"Dari situ mungkin baru dipikirkan apakah seperti Singapura. Kita butuh melompat untuk membentuk angkatan keempat, Angkatan Digital Indonesia," jelas Andi.

Infografis Menanti Gebrakan Awal Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Menanti Gebrakan Awal Panglima TNI Laksamana Yudo Margono. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya