SDA: Merapat ke Pemerintah, PAN Langgar Komitmen Moral

SDA mengingatkan bahwa KMP dibentuk oleh partai politik pendukung Prabowo-Hatta bukan untuk dijadikan musuh pemerintah.

oleh Sugeng Triono diperbarui 07 Sep 2015, 17:58 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2015, 17:58 WIB
20150831-SDA Jalani Sidang Pembacaan Dakwaan-Jakarta
Suryadharma Ali (SDA) menunjukkan sebuah koran saat menjalani sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Senin (31/8/2015). SDA didakwa telah menggunakan Dana Operasional Menteri (DOM) hingga Rp1,821 miliar. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Ali menegaskan bahwa Koalisi Merah Putih (KMP) dibentuk sebagai penyeimbang pemerintahan Jokowi-JK. Koalisi ini juga inisiatif dari mantan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa yang pernah menjadi calon Wakil Presiden pada Pilpres 2014.

Namun, dengan bergabungnya PAN ke pemerintahan Jokowi-JK, Suryadharma Ali menyebut bahwa partai yang saat ini dipimpin Zulkifli Hasan tersebut telah melanggar komitmen.

"Saya tidak mau menyebut seperti itu (pengkhianatan). Tapi pokoknya sudah keluar dari komitmen," ujar SDA di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (7/9/2015).

"Sekarang kalau Pak Zul (Zulkifli Hasan) dan PAN-nya bergabung ke pemerintah itu adalah haknya. Tidak ada sanksi (dari KMP), cuma komitmen moral saja sudah dilanggar," sambung dia.

Pada kesempatan itu, SDA mengingatkan bahwa KMP yang dibentuk oleh partai politik pendukung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 tersebut bukan untuk dijadikan musuh pemerintah.

"Jangan dipandang kalau KMP itu musuh pemerintah jangan dipandang begitu. Tapi harus dipandang sebagai penyeimbang sebagai kontrol, pemerintah tanpa kontrol bisa saja sewenang-wenang," pungkas SDA. (Ado/Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya