Keinginan SBY saat Ultah ke-66: Tak Kritik Pemerintah Jokowi-JK

SBY menegaskan posisi politik Partai Demokrat dan hubungan dengan pemerintahan Jokowi-JK, yakni sebagai penyeimbang.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 09 Sep 2015, 16:57 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2015, 16:57 WIB
Jokowi dan SBY
Presiden Jokowi menerima kunjungan Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka (Liputan6.com/ Ilyas Istianur Praditya)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY hari ini genap berusia 66 tahun. Momen penting itu dirayakan bersama para kadernya di Gedung DPR.

Presiden ke-6 RI itu memotong tumpeng dan meniup kue sebagai tanda perayaan ulang tahunnya. Apa harapan SBY pada usai yang tidak muda lagi?

"Harapan saya, kita bisa terus berbenah. Membangun diri dan melakukan aksi nyata," ujap dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (9/9/2015).

SBY mengaku enggan mengkritik pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Tujuannya, agar situasi politik dan ekonomin di Tanah Air lebih tenang.

"Supaya politiknya enak. Saya mantan presiden, tidak baik mengomentari pemerintahan tiap hari. Supaya politiknya enak, ekonominya enak," ujar dia.

Tetap Penyeimbang

SBY menegaskan posisi politik Partai Demokrat dan hubungan dengan pemerintah sudah sangat jelas. Yakni tetap sebagai penyeimbang.

"Posisi politik kita saat ini dalam konteks koalisi yang terbentuk, ada KMP (Koalisi Merah Putih) dan KIH (Koalisi Indonesia Hebat), kita benar-benar penyeimbang. Ada yang mengatakan kenapa di tengah? Katanya tidak tegas? Saya jelaskan dulu, waktu perang dingin jadi gerakan non-blok. Ini artinya bukan tidak tegas," jelas dia.

Menurut SBY, dengan menjadi penyeimbang, Partai Demokrat akan jauh lebih independen.

"Kalau putusan pemerintah benar kita dukung. Tidak ada halangan, karena kita bukan oposisi. Tapi kalau dianggap tidak tepat, kita bisa mengoreksinya. Karena kita juga bukan bagian dari koalisi pemerintah," pungkas SBY. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya