Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan warga Jepang Yoshimi Nishimura selama 2 jam di Tower Montreal Montana Apartemen Casa Grande Jalan Casablanca Kavling 88, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2015). Selama proses rekonstruksi, tersangka Mursalim memperagakan 82 adegan.
Adegan yang diperagakan mulai dari merencanakan perampokan dengan memasukan kertas alumunium foil ke lubang kunci pintu kamar Yoshimi pada pukul 19.00 WIB, lalu bertemu Yoshimi pukul 23.00 WIB. Kemudian rangkaian adegan pencurian dengan kekerasan yang berujung pada terbunuhnya Yoshimi di ruang tengah kamar apartemenn, lalu adegan ia berusaha menghapus jejak kejahatannya hingga saat meninggalkan apartemen.
Dari proses rekonstruksi itu, terkuak bahwa Yoshimi merengang nyawa karena disumpal lap kompor di area dapur. Mursalim sempat kalap karena panik sudah membekap mulut dan hidung perempuan Jepang itu hingga tak sadarkan diri, tapi tiba-tiba Yoshimi menggerakkan tangannya, tanda ia masih hidup.
Akhirnya Mursalim pun menyumpal mulut Yoshimi dengan kain lap kompor sambil memukul leher kanan Yoshimi dengan telapak tangannya. Setelah yakin nyawa Yoshimi melayang, Mursalim melepaskan sumpalannya.
"Korban dijatuhin dengan posisi muka ke bawah, lalu punggung korban diduduki dan dicekik. Karena korban masih bergerak, Mursalim mengambil lap kompor dan menyumpal mulut korban dengan lap kompor lalu memukul leher bagian kanan korban hingga tewas," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Kombes Krishna Murti saat memimpin rekonstruksi pembunuhan Yoshimi di kamar nomor 2 lantai 10 Tower Montreal Montana Apartemen Casa Grande, Jakarta Selatan, Senin (14/9/2015).
Setelah itu, Mursalim mencuci tangannya yang terkena darah Yoshimi di kamar mandi karena saat ia menjatuhkan tubuh korban dengan posisi tubuh terlungkup, ternyata hidung dan mulut korban mengeluarkan darah segar. Setelah tubuhnya bersih dari darah, Mursalim pun turun ke lobi apartemen untuk menghilangkan kecurigaan teman-temannya.
"Setelah itu dia keluar dan turun ke bawah, dia bertemu Danru (Komandan Regu) Samjunaedi dan temannya Soni. Dia bilang ke temennya 'Tunggu sebentar ya, saya sakit. Nanti ada rekan yang merapat menggantikan saya'," jelas Krishna.
Hapus Jejak
Usai menemui Danru dan rekannya, Mursalim pun kembali ke kamar Yoshimi untuk menghapus jejak perbuatannya. Ia menyeret tubuh Yoshimi ke kamar lalu melepas satu persatu pakaian yang melekat di tubuh Yoshimi yang terkena darah. Mursalim kemudian mengelap wajah Yoshimi yang berlumuran darah serta bagian-bagian tubuh yang terkena cipratan darah dengan handuk basah.
"Dia ambil handuk dari dalam lemari untuk membersihkan darah di mulut dan hidung korban. Lalu dia melepaskan pakaian dalam korban untuk membersihkan darah. Saat itu darah korban yang masih mengalir dari hidung dan mulut," terang Krishna.
Mursalim pun memakaikan kembali pakaian dalam dan mengangkat tubuh Yoshimi ke atas ranjang. Setelah itu ia mengatur posisi tidur Yoshimi seperti memeluk guling dan menyelimuti jasad yang baru saja ia habisi.
"Dia mau buat seakan-akan korban mati wajar," tandas Krishna.
Setelah tubuh Yoshimi diselimuti, Mursalim pun membersihkan ceceran darah di lantai apartemen korban dan membungkus pakaian korban yang bersimbah darah dengan kantung plastik.
"Dia kemudian mengambil HP korban iPhone 5S, Sony Xperia, ATM, kalung emas, kartu kredit, dolar Amerika, dolar Singapura dan mata uang Kamboja. Kemudian dia ke luar kamar, mengamati situasi lalu ke lantai 9 lewat pintu exit dan membuang kantung pakaian di lantai 9," imbuh Krishna.
Setelah yakin tindak kejahatannya tertutup rapi, Mursalim turun ke basement apartemen untuk meminta izin pulang lebih awal. "Alasannya dia sedang sakit kepala," tutup Krishna. (Mut)
Advertisement