Solidaritas untuk Salim Kancil, Mahasiswa di Malang Salat Gaib

Para mahasiswa mendesak Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk bertindak tegas, dalam menangani kasus penambangan pasir di wilayahnya.

oleh Zainul Arifin diperbarui 29 Sep 2015, 12:54 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2015, 12:54 WIB
20150929-Salat Gaib-Mahasiswa di Malang-Salim kancil-Malang
Puluhan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) saat menggelar salat gaib untuk kematian Salim Kancil di depan Balaikota Malang, Jawa Timur, Selasa (29/9/2015). (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Malang - Aksi solidaritas untuk kematian Salim Kancil, petani yang juga aktivis penolak tambang di Pantai Watu Pecak, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terus bergulir. Di Kota Malang, Jawa Timur, puluhan aktivis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), menggelar tahlilan dan salat gaib di depan Balaikota Malang.

"Salat gaib dan tahlil ini doa kita untuk Salim yang tewas dibunuh karena memperjuangkan haknya. Aksi kami ini sebagai wujud keprihatinan atas aksi kekerasan itu," kata M Suri, koordinator aksi di Malang, Jawa Timur, Selasa (29/9/2015).

Sebelum menggelar salat gaib, massa PMII berorasi dan membawa keranda mayat. Sayangnya, keinginan mereka bertemu perwakilan DPRD Kota Malang dan Walikota Malang gagal, lantaran tak ada satu pun dari anggota eksekutif maupun legislatif ada di kantor.

Dalam aksi damai ini, massa PMII menuntut kepolisian mengusut tuntas kasus pembunuhan petani asal Desa Selok Awar-Awar itu. Mereka juga meminta aktor intelektual di balik kematian Salim turut ditangkap.

Mereka juga mendesak Pemerintah Kabupaten Lumajang untuk bertindak tegas, dalam menangani kasus penambangan pasir di wilayahnya.

"Kasus ini harus diusut tuntas sampai ke akarnya. Peristiwa ini adalah kejahatan kemanusiaan dan kejahatan lingkungan," tandas Suri.

Salim Kancil tewas setelah diduga dianiaya segerembolan preman pada Sabtu 26 September lalu di desanya. Peristiwa ini diduga bermula dari sikap para petani yang bergabung dalam Forum Petani Anti Tambang Desa Selo Awar-Awar, menolak aktifitas penambangan di Pantai Watu Pecak.

Salim dan puluhan petani lainnya pun mengajukan permohonan unjuk rasa penolakan penambangan kepada pihak berwenang. Namun penyampaian pendapat belum terlaksana, Salim dan Tosan diduga diculik segerombolan preman di rumahnya.

Salim kemudian ditemukan di tepi jalan dalam kondisi tak bernyawa. Di tubuhnya terdapat banyak luka. Sedangkan Tosan dalam kondisi kritis di rumah sakit karena menderita luka serius di tubuhnya. (Rmn/Mut)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya