Liputan6.com, Jakarta - Penemuan mayat bocah perempuan 9 tahun di Kalideres, Jakarta Barat, membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, terpacu menyelesaikan pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). Dengan RPTRA, keselamatan anak-anak saat bermain lebih terjamin.
"Kita mau anak-anak main di 1 lokasi dan ada pagar. Jadi pulang sekolah, anak-anak tidak bisa main sendiri lagi tanpa lingkungan yang melihat," kata Ahok, Jakarta, Minggu (4/10/2015).
Ahok mengatakan, hingga akhir tahun 2015 pihaknya akan menyelesaikan 60 RPTRA, 2016 dibangun 150, dan 2017 penambahan sekitar 100.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menuturkan, penerangan di Ibukota kurang baik pada malam hari, sehingga keselamatan anak-anak kurang terjaga. Pemprov DKI sudah mengambil langkah tegas, dengan mencopot Kepala Dinas Energi beberapa waktu lalu.
"Sekarang kita lagi kaji apakah sudin-sudin akan kita copot juga. Jadi kita punya dana, beli lampu tapi tidak becus. Saya bilang ada lampu penawaran garansi 5 tahun, tapi enggak mau beli. Beli merek enggak jelas, mau beli, itu yang konyol," tegas dia.
Untuk menambah pengawasan, Ahok akan terus memasang CCTV atau kamera pengintai dengan resolusi tinggi. Dengan demikian, segala tindak kejahatan akan terekam dan bisa dicegah. Bila sudah terlambat, dengan fitur face recognition, maka pelaku kejahatan bisa dengan mudah tertangkap.
Jumat 2 Oktober 2015 warga Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan penemuan jenazah bocah perempuan 9 tahun. Jenazah tersebut sangat mengenaskan. Jasadnya dibungkus dalam kardus dengan kedua tangan terikat tanpa busana. Diduga bocah berinisial F ini korban kekerasan anak. (Rmn/Mut)