Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPR RI Setya Novanto angkat suara terkait bentrokan yang melibatkan ratusan massa di Kabupaten Aceh Singkil, Aceh.
"Apapun alasannya, kekerasan bukanlah solusi penyelesaian masalah. Apapun latar belakangnya, kekerasan tidak pernah menjadi pilihan bagi sebuah agama dalam menjalankan ajaran dan mencapai misinya," kata Setya Novanto dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Rabu (14/10/2015).
Setya mengaku menyayangkan peristiwa kekerasan tersebut. Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok manapun, lanjut dia, tidak pernah memperoleh pembenaran.
"Apalagi jika aksi kekerasan itu melibatkan sentimen keagamaan. Sentimen yang seharusnya mengarahkan pada kehidupan yang damai dan harmonis," ujar dia.
Politikus Partai Gollkar ini mengimbau aparat penegak hukum, untuk mengambil langkah cepat dan responsif agar kondisi tersebut tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab.
"Saya mengimbau kepada pihak-pihak yang terlibat bentrok untuk menahan diri dan menyerahkan mekanisme penyelesaian kepada pihak yang berwenang," tukas Setya. Dia menambahkan, perbedaan adalah rahmat dan bagian dari kebhinekaan sebagai anak bangsa.
"Kita jadikan momen Tahun Baru Islam 1437 Hijriah untuk menyucikan jiwa, respek kepada sesama anak bangsa, perbedaan bukan sebagai pemisah atau pemecah, namun jusru menjadi pemersatu seluruh rakyat Indonesia," tegas Setya.
Advertisement
Bentrokan antar-warga terjadi di Kabupaten Aceh Singkil, Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Selasa 13 Oktober 2015. Akibat kejadian ini, seorang warga tewas dan 4 lainnya luka-luka. Diduga bentrokan dipicu karena pembakaran rumah tinggal yang dialihfungsikan menjadi tempat ibadah. (Ron/Sun)