BMKG Bangun Stasiun Klimatologi di Yogyakarta

Fungsi stasiun klimatologi dan sistem radar cuaca ini untuk mendeteksi iklim dan cuaca secara mendetail dalam radius 200 KM.

oleh Yanuar H diperbarui 21 Okt 2015, 16:48 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2015, 16:48 WIB
Petugas BMKG memeriksa alat pemantau cuaca di Stasiun Meteorologi BMKG Kemayoran, Jakarta. BMKG menyatakan cuaca wilayah Jabodetabek berpotensi hujan lebat disertai petir & angin kencang.(Antara)

Liputan6.com, Yogyakarta - Akhirnya Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki Stasiun Klimatologi dan Sistem Radar Cuaca yang ditempatkan di Jalan Kabupaten KM 5,5 Sendangadi Mlati Sleman. Sekretaris utama BMKG Yogyakarta, Widada Sulistya mengatakan, stasiun klimatologi dan radar cuaca sengaja dibangun di Yogyakarta untuk melayani informasi cuaca dan iklim.

Karena, kata Widada, Yogya merupakan salah satu wilayah dengan potensi pertanian yang besar di antara 11 provinsinya.

"Oleh karena itu kami putuskan untuk menbangun stasiun terpadu di Yogyakarta. Sekaligus untuk mewujudkan swaswembada pangan Indonesia," terang Widada kepada Liputan6.com, Rabu (21/10/2015).

Menurut Widada, fungsi dari stasiun klimatologi dan sistem radar cuaca ini untuk mendeteksi dan memperkirakan iklim, cuaca secara mendetail dalam radius hingga 200 km.

Sistem radar cuaca ini juga, lanjut Widada, bisa mengetahui prediksi hujan 3-4 jam sebelumnya termasuk luasan hujan, berapa curah hujan, hingga potensi banjir, longsor dan lainnya.

"Alat ini mampu memberikan informasi setiap 10 menit sekali. Sehingga pergerakan cuaca dapat termonitor," imbuh dia.

Secara resmi Wakil Gubernur DIY Sri Padukan Pakualaman IX membuka kantor yang berada di bawah komando adan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) DIY itu.

Dia berharap, radar ini bisa berguna khususnya bagi petani pasalnya kondisi alam seperti ini, membuat para petani kesulitan untuk memprediksi cuaca. Sehingga alat seperti akan sangat membantu petani.

"Oleh karena itulah kami mengajak masyarakat untuk semakin peduli terhadap keadaan iklim di mana kita tinggal," tandas Pakualaman. (Dms/Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya