Guru Islam di Amerika: Beri Makan Nasi Padang, Hilang Islamofobia

Menurut Eric Thohir, Islamofobia hanyalah bentukan media.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 19 Nov 2015, 16:47 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2015, 16:47 WIB
20151118-Bentuk Solidaritas Paris, Proyeksi Menara Eiffel Tampil di New York
Sebuah proyeksi Menara Eiffel ditampilkan di sisi bangunan Flatiron New York City, Rabu (18/11). Gambar yang menampilkan tulisan She is tossed by waves but does not sink itu bentuk solidaritas terkait serangan teror Paris. (Andrew Burton/Getty Images/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - ‎Teror yang terjadi di Paris, Prancis membuat munculnya Islamofobia atau ketakutan berlebihan pada penganut agama Islam. Pengajar Studi Islam di University of California‎ Muhamad Ali menjelaskan, Islamofobia hanya terjadi di ranah media sosial saja.

"Islamofobia itu hanya di media sosial. Aslinya tidak demikian," kata Ali dalam acara Experiencing Islam in America: Education, di @America, ‎Jakarta, Kamis (19/11/2015).

Ali membagikan tips bagi warga negara Indonesia yang beragama Islam dan tinggal di luar negeri‎ untuk menghindari Islamofobia. Caranya, mengajak para orang asing mencicipi nikmatnya masakan Indonesia.

"Kita undang mereka makan makanan Indonesia, gado-gado, nasi padang, hilang sudah Islamofobia," tutur Ali.

Ali mengatakan, para wanita tidak dilarang memakai jilbab bila berada di luar negeri. Pemakaian jilbab pun tidak akan memancing terjadinya Islamophobia. Namun, ia menegaskan, jangan suka sendirian karena akan membuat orang-orang sekitar curiga.

"Yang bikin takut itu karena katanya pakai cadar, menyendiri, tidak mau bergaul. Saya tinggal sejak 2002 tidak merasakan adanya Islamofobia," tegas dia.

Pengusaha Tanah Air lulusan Amerika, Eric Thohir menambahkan, Islamofobia hanyalah bentukan media. "Kan sometimes bad news is a good news (berita jelek adalah berita bagus). Jadi kadang ini bentukan media saja," tandas Thohir.

Demi membuktikan bahwa aksi teror Paris bukan dilakukan oleh seorang Muslim, seorang pria penganut Islam di Paris meminta orang banyak di Place de la Republique untuk memeluknya.

Aksi pelukan--setelah teror Paris menelan 129 orang pada Jumat, 31 Oktober malam--itu terekam dalam kamera dan di-posting di halaman Facebook "In the NOW" pada Selasa, 17 November 2015.

Serangkaian teror penembakan dan bom bunuh diri terjadi di Paris, Prancis pada Jumat 13 November 2015. Akibat teror tersebut, lebih dari 120 warga meninggal dunia. ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangkaian aksi teror tersebut. (Mvi/Sun)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya