Liputan6.com, Jakarta - Warga di kawasan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur, hingga saat ini belum bisa terbebas dari banjir. Menurut Gubernur DKI Jakarta Basuki Thajaja Purnama alias Ahok, banjir itu karena keterlambatan pelaksanaan normalisasi Sungai Ciliwung.
"Kalau dia (warga) kasih kita cepat kemarin enggak pakai bakar-membakar (ekskavator) segala macam, Kampung Pulo sudah bebas banjir," ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (20/11/2015).
Mantan Bupati Belitung Timur itu membantah banjirnya Kampung Pulo karena proyek sodetan Ciliwung-Kanal Banjir Timur belum juga selesai. Banjir masih menggenangi Kampung Pulo karena dinding turap Ciliwung belum selesai dibangun.
Baca Juga
"Enggak-enggak Kampung Pulo belum tertutup karena terlambat 1 atau 2 bulan kan, tapi terlambat 1 atau 2 bulan ini enggak bisa Desember selesai juga lho karena begitu hujan dia enggak bisa kerja," Ahok menjelaskan.
Pada dasarnya, kata Ahok, relokasi warga dilakukan untuk menanggulangi banjir. Hanya saja penolakan terus terjadi dan berakibat pada molornya pekerjaan normalisasi.
"Jadi yang mau kita selamatkan ini orang di Kampung Pulo yang marah sama saya ini adalah orang yang mereklamasi kali Ciliwung deket Kampung Pulo," ujar Ahok.
Advertisement
Sebelumnya pada 20 Agustus, warga Kampung Pulo menolak direlokasi. Mereka pun melempari petugas polisi dan Satpol PP dengan batu dan petasan.
Alat berat ekskavator yang digunakan Pemprov DKI untuk membongkar bangunan warga pun jadi sasaran amuk massa. Warga membakar ekskavator yang terparkir di pinggir Jalan Jatinegara Barat.
Amuk massa kian tak terkendali. Pasukan Anti-Huru Hara (PHH) Brimob pun ditambah 1 kompi dan kendaraan Water Cannon dikerahkan untuk meredam bentrok. (Nil/Mut)**