Sohibul Imam: PKS Tetap di KMP

Sejumlah pengurus DPP PKS menemui Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 21 Desember.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 22 Des 2015, 00:58 WIB
Diterbitkan 22 Des 2015, 00:58 WIB
20150915-Presiden-PKS-Muhamad-Sohibul-Iman
Presiden PKS Muhamad Sohibul Iman (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden PKS Sohibul Imam bersama beberapa pengurus DPP PKS menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin.

Sohibul mengatakan kedatangannya ke Istana tidak membahas mengenai rencana PKS untuk bergabung sebagai partai pendukung pemerintah.

Ia menegaskan PKS tetap pada posisinya saat ini, yaitu sebagai partai oposisi dan berada dalam barisan partai dil uar pemerintah yang tergabung dalam Koalisi Merah Putih.

"Prinsip dasar d KMP, kami PKS tetap di KMP. Saya selalu mengatakan PKS adalah oposisi loyal. Kami tidak berada di pemerintah tapi kami loyal pada kepentingan bangsa dan negara. Dan KMP pun mengatakan demikian," ujar Sohibul usai pertemuan, 21 Desember 2015.

Menurutnya, posisi PKS saat ini menjadi partai yang menjalankan fungsi kontrol dan pengawas pemerintah. Melalui kader-kadernya yang duduk di legislatif, PKS, kata Sohibul akan terus mengkritisi kebijakan pemerintah dan mendukung kebijakan yang dianggap pro terhadap rakyat.


"‎Ketika pemerintah punya program bagus kami dukung. tapi ketika tidak baik ya kami kritik dan kami tidak berada di dalam pemerintah. Dan saya sampaikan ke Pak Jokowi, Pak presiden, saya bilang justru karena kita beda posisi, maka saya bisa saling melengkapi, kalau kita dalam satu posisi, kita tidak bisa melengkapi," ucap dia. ‎

Ia pun menyebut beberapa program kerja pemerintah yang mendapat dukungan dari PKS yaitu mengenai kedaulatan pangan, masalah ketenagakerjaan dan ketahanan keluarga. ‎
‎
"Ada beberapa hal yang disampaikan, kami dukung. Termasuk ketahanan keluarga, karena sebetulnya kehadiran kami ini ada kaitannya dengan masalah kehadiran Hari Ibu besok. Dan beliau ternyata juga punya pemikiran tentang ketahanan keluarga. Nah, ini kami dukung hal-hal seperti itu, kalau tidak baik, tentu kami kritik," ucap Sohibul.  

Lalu, apakah ada pembicaraan mengenai hal-hal mengenai politik dalam pertemuan yang berlangsung selama 30 menit itu.

"‎Kalau masalah negara ya ada politiknya dong ya. Tapi kalau yang Anda maksud bicara kabinet, tidak ada sama sekali," pungkas Sohibul. ‎

‎Dalam pertemuan tersebut, Sohibul didampingi oleh Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Mardani Ali Sera, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga (BPKK) Wirianingsih, dan Ketua Bidang Pekerja, Petani dan Nelayan (BPPN) Ledia Hanifah Amalia.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya