Gereja di Bengkulu Gelar Lomba Pohon Natal Daur Ulang

Pohon Natal dari bahan bekas itu dibuat oleh 13 lingkungan yang dibina paroki.

oleh Yuliardi Hardjo Putro diperbarui 23 Des 2015, 15:45 WIB
Diterbitkan 23 Des 2015, 15:45 WIB
Gereja di Bengkulu Gelar Lomba Pohon Natal Daur Ulang
Perayaan Natal tahun 2015 di Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu diwarnai dengan pohon natal berbahan bekas. (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo Putro)

Liputan6.com, Bengkulu - Ada yang unik dari perayaan Hari Raya Natal tahun ini di Paroki Santo Yohanes, Bengkulu. Sebanyak 13 pohon natal yang terbuat dari bahan bekas memeriahkan sudut ruangan aula yang akan dipergunakan pada misa malam Natal, 25 Desember mendatang.

Pastor Paroki Santo Yohanes Julianus Sukamto SCJ mengatakan, pohon natal dari bahan bekas itu dibuat oleh 13 lingkungan yang dibina oleh paroki. Pembuatannya dikerjakan bergotong royong antaranggota lingkungan, khususnya anak-anak umat Katolik.

"Ini merupakan bentuk penyadaran kita terhadap bahaya lingkungan yang sedang mengancam bumi saat ini," ujar Sukamto di Bengkulu, Rabu (23/12/2015).


Limbah yang tidak terurai didaur ulang menjadi pohon natal yang dihiasi ornamen lampu. Pohon natal ramah lingkungan itu selanjutnya dinilai para juri dari lingkungan paroki. Panitia menyiapkan hadiah uang Rp 7 juta bagi pemenang yang mendapat nilai terbaik.

Paroki Santo Yohanes Penginjil Bengkulu sendiri berdiri di kawasan segitiga yang terhubung dengan situs sejarah Benteng Marlborough dan Perkampungan warga Tionghoa atau Chinatown. Paroki itu resmi berdiri pada 1927, jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia.

"Masyarakat Katolik mulai masuk ke Bengkulu melalui pelabuhan lama di bawah Benteng Marlborough, tetapi dalam menyebarkan dan membina umat, kami masih menginduk ke Paroki di daerah Tanjung Sakti, Sumatera Selatan, tetapi Paroki Sato Yohanes ini baru berdiri tahun 1927," lanjut Sukamto.

Dalam perayaan Natal ini, pihak paroki melaksanakan 3 kali misa, yaitu misa malam Natal, misa Natal Sabtu pagi dan misa Minggu. Panitia pelaksana membangun tenda di halaman paroki agar semua jemaah bisa tertampung saat pelaksanaan misa karena kapasitas aula paroki terbatas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya