Uskup Agung Jakarta: Italia Belajar Toleransi dari Indonesia

Saking terkesimanya dengan keharmonisan umat beragama di Tanah Air, Sergio Mattarella bakal mengadopsi nilai kerukunan di Indonesia.

oleh Sugeng Triono diperbarui 25 Des 2015, 15:43 WIB
Diterbitkan 25 Des 2015, 15:43 WIB
20151224-Puluhan Ribu Jemaat Padati Misa Natal di Gereja Katedral-Jakarta
Perarakan rombongan Misdinar, Prodiakon dan Romo saat perayaan misa malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis (24/12). Perayaan Natal 2015 mengangkat tema "Hidup Bersama Sebagai Keluarga Allah". (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Italia Sergio Mattarella memuji harmoni antar-umat beragama di Indonesia. Saat berkunjung ke Indonesia pada November lalu, Mattarella juga menyempatkan diri berkunjung ke Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang menjadi simbol keharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan beragama.

Saking terkesimanya dengan keharmonisan umat beragama di Tanah Air, Sergio Mattarella bakal mengadopsi nilai kerukunan yang berkembang baik di Indonesia. Seperti diutarakan Uskup Agung Jakarta, Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo.

"Awal November Presiden Italia datang ke sini (Katedral Jakarta). Dia juga masuk ke Masjid Istiqlal. Ketika kami tanya tujuanya ke sini, beliau mengatakan 'Kami ingin belajar hidup berdampingan seperti Indonesia'," ujar Uskup Suharyo di Katedral Jakarta, Jumat (25/12/2015).

Uskup kelahiran Bantul, Yogyakarta itu menjelaskan, Italia sangat tertarik dan ingin belajar tentang kerukunan beragama dari Indonesia. Karena negara asal pizza itu saat ini sedang dibanjiri oleh pengungsi asal Timur Tengah dan Afrika yang memiliki kultur dan agama berbeda dengan masyarakat Italia.

"Di Eropa sedang mengalami kebanjiran pengungsi. Mereka cemas karena tidak pernah hidup berdampingan. Dan soal ini mereka akan berkiblat di Indonesia. Ini adalah contoh bagus. Saya bangga sekali beliau mengatakannya," ujar Suharyo.

Uskup Suharyo juga menerangkan, kerukunan beragama yang ada di Indonesia memang sengaja ditanamkan oleh para pendiri negeri ini. Salah satunya adalah dengan cara menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.

"Pada Desember 2014 saya mengikuti pertemuan tokoh agama internasioal sedunia. Saya diberi waktu 3 menit untuk bicara soal Pancasila. Tapi Prince Hasan sebagai moderator bicara selama 15 menit soal juga soal Pancasila. Ini yang saya kagum," tandas dia.

Uskup Suharyo pun mengungkapkan, keharmonisan di Indonesia sangat sesuai dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Keharmonisan di Indonesia dia nilai harus menjadi contoh untuk negara-negara lain di dunia.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya